Kamis 17 Nov 2016 13:05 WIB

Jokowi: Gak Lucu Buah Impor Terus Masuk

Rep: Halimatus Sa'diyah/ Red: Esthi Maharani
Buah impor
Foto: Republika/Aditya Pradana Putra
Buah impor

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Indonesia saat ini masuk dalam jajaran 20 negara di dunia yang mendominasi pasar buah internasional. Namun begitu, Presiden Joko Widodo masih tak puas dengan predikat terebut karena faktanya masih banyak buah impor yang masuk ke Tanah Air. Ia ingin produksi buah lokal ditingkatkan sehingga mencukupi kebutuhan di dalam negeri.

"Sudah bertahun-tahun kita masuk buah impor. Enggak lucu lah. Semua bisa kita kuatkan di dalam negeri, nanti buah-buah impor itu akan mental," ujarnya, usai membuka Fruit Indonesia 2016 di Lapangan Parkir Timur Senayan, Jakarta, Kamis (17/11).

Lebih lanjut, Presiden meminta Menteri Pertanian untuk fokus mengembangkan kebun buah-buahan di daerah-daerah yang memiliki potensi. Ia meyakini jika pekerjaan tersebut dikerjakan dengan fokus, angka ekspor buah Indonesia dapat meningkat.

Presiden tak khawatir buah-buahan tersebut tak memiliki pasar ekspor. Sebab, menurutnya, kebutuhan buah di Singapura saja belum mampu dicukupi oleh Indonesia.  

"Yang banyak sekali kita kurang itu manggis, nanas dan alpukat. Banyak sekali permintaan," kata Jokowi.

Menteri Pertanian Amran Sulaiman mengatakan saat ini ada 12 varietas buah lokal yang menjadi unggulan Indonesia, yakni jeruk bali, durian, mangga, manggis, alpukat, nanas, rambutan, salak, pisang, pepaya melon dan semangka. Pada 2014, Indonesia telah memproduksi 2.464 ribu ton mangga, 1.999 ribu ton jeruk dan 1.874 ribu ton nanas.

Fruit Indonesia sendiri merupakan festival buah-buahan bertaraf internasional yang sebelumnya dikenal dengan nama Festival Buah dan Bunga Nusantara. Selain dapat menikmati beragam buah nusantara, pengunjung Fruit Indonesia 2016 juga dapat langsung menjalin kerjasama dengan para pemasok buah.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement