Ahad 27 Nov 2016 18:08 WIB

Kuba Tetapkan Masa Berkabung Sembilan Hari

Rep: Fira Nursya'bani/ Red: Damanhuri Zuhri
Fidel Castro
Foto: AP/Cubadebate, Roberto Chile
Fidel Castro

REPUBLIKA.CO.ID, HAVANA -- Siswa-siswa di Kuba mengibarkan bendera kebangsaan Kuba sambil menyanyikan lagu I am Fidel untuk memberikan penghormatan terhadap mendiang mantan Presiden Fidel Castro.

Pemerintah Kuba menetapkan masa berkabung selama sembilan hari, setelah Presiden Raul Castro mengumumkan kematian Fidel Castro Jumat (25/11), pukul 10.29 waktu setempat.

Penjualan alkohol dihentikan, bendera-bendera Kuba dikibarkan setengah tiang, dan sejumlah pertunjukan konser dibatalkan. Federasi Olahraga Nasional juga menyatakan tidak akan akan ada pertandingan olahraga selama masa berkabung sembilan hari di Kuba.

Aksi massa direncanakan akan dilakukan di Havana's Revolution Square dan di Kota Santiago untuk menghormati Castro yang meninggal di usia 90 tahun. Ia meninggal dunia enam dekade setelah berhasil menggulingkan diktator Kuba, Fulgencio Batista, yang didukung AS.

Koran-koran Kuba dicetak dengan tinta hitam untuk menyatakan rasa duka. Biasanya Harian Granma milik Partai Komunis memakai tinta merah dan koran Juventud Rebelde milik pemuda komunis memakai tinta biru.

"Bagi saya, ibu saya yang utama, lalu anak-anak saya, lalu ayah saya, dan kemudian Fidel. Kami tidak hanya miskin, kami celaka. Kemudian datang Fidel dan revolusi. Dia memberi saya kemanusiaan. Saya berhutang segalanya," kata Rafael Urbay (60), ayah lima orang anak, sambil mengingat tahun-tahun saat ia menghabiskan hidup di pulau terpencil tanpa air minum.

Tidak ada militer atau polisi yang berjaga ketat ketika jenazah Castro melewati Universitas Havana, almamaternya. Ratusan mahasiswa berkumpul sambil membawa bendera Kuba dan berteriak "Viva Fidel, Viva Raul." "Fidel tidak mati karena orang-orang adalah Fidel. Saya fidel," teriak seorang pemimpin kelompok mahasiswa yang mengenakan kaos putih.

"Fidel menempatkan Kuba pada peta dan mengubah paradigma Kuba di mata masyarakat dunia, khususnya masyarakat miskin dan terpinggirkan," kata mahasiswa lain, Raul Alejandro Palmeros.

Castro belajar ilmu hukum di Universitas Havana di akhir 1940-an dan awal 1950-an. Ketika itu, politik sayap kiri telah menjebaknya, hingga menyebabkan jatuhnyanya Batista pada 1959.

Di bawah kepemimpinan Castro, konflik diplomatik pahit dengan Amerika Serikat dimulai. Kuba dengan cepat menjadi sekutu kuat dari Uni Soviet, yang memicu Krisis Nuklir Kuba pada 1962.

Meski ada perselisihan ideologi dan kesulitan di bawah embargo ekonomi AS, Castro membuat Kuba menjadi terkenal karena standar pendidikan yang tinggi dan lulusan dokter kelas dunia. "Apa yang Fidel lakukan untuk pendidikan dan kesehatan gratis menonjol di panggung dunia. Itu unik. Itu warisan utamanya," kata Rene Perez (78).

Jenazah Castro akan dikremasi dan abunya akan dibawa keliling Kuba sampai upacara pemakaman kenegaraan 4 Desember mendatang. Para pejabat diplomatik akan tiba pada Selasa (26/11), untuk menghadiri upacara penghormatan terakhir di Havana's Revolution Square.

Sebelum meninggal dunia, Castro yang dikenal sebagai 'Maximo Lider', sempat menghilang dari mata publik setelah menderita penyakit usus pada 2006 lalu. Ia secara resmi menyerahkan kekuasaan kepada adiknya, Raul Castro, pada 2008.

sumber : reuters
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement