Rabu 30 Nov 2016 09:52 WIB

Cara Kementan Wujudkan Kedaulatan Pangan Indonesia

Rep: Melisa Riska Putri/ Red: Nidia Zuraya
Stok Pangan (Ilustrasi)
Foto: BERITA JAKARTA
Stok Pangan (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman mengatakan saat ini dunia tengah menghadapi isu global yang menuntut kebutuhan pangan dan energi. Nantinya, ia meyakini akan ada tiga tantangan global yang menurutnya dapat merubah peta kekuatan daya saing antarnegara.

"Yaitu perubahan iklim global, krisis energi fosil yang diprediksi akan semakin mahal dan langka serta akan habis di awal abad 22 dan ketersediaan lahan dan air semakin terbatas," katanya melalui siaran pers tertulis, Rabu (30/11).

Fenomena tersebut dikhawatirkan akan mendorong munculnya land and water grabbing pada tataran global, yang dapat memicu konflik untuk menguasai lahan, air, dan energi demi memenuhi kebutuhan pangan dan energi. Kekhawatiran tersebut disebabkan dari sekitar 12,3 miliar penduduk dunia pada 2043, sekitar 9,8 miliar tinggal di luar daerah equator yang berpotensi akan menghadapi kekurangan pangan dan energi.

Mengantisipasi hal tersebut, Indonesia yang berada di garis khatulistiwa memiliki peran besar untuk menjaga kedaulatan pangan dan berperan lebih sebagai lumbung pangan di masa depan. Ia mengatakan, langkah awal yang dilakukan Kementerian Pertanian merevisi regulasi pengadaan benih dan pupuk dari lelang menjadi penunjukan langsung.

Cara tersebut dinilai ampuh memangkas lamanya proses untuk mendapat pengadaan pupuk dan benih. Upaya lainnya adalah dengan perbaikan irigasi tersier seluas 3,05 juta ha, penyediaan alat mesin pertanian (alsintan) 215 ribu atau naik 2 ribu persen, menyerap gabah petani, mengatur tata niaga pangan serta mengendalikan impor dan mendorong ekspor.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement