REPUBLIKA.CO.ID, PADANG -- Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Republik Indonesia menyatakan bahwa tingkat kematian akibat kanker serviks di Indonesia mencapai 17 persen.
"Kanker serviks merupakan penyebab kematian nomor dua bagi wanita setelah kanker payudara yang mencapai 25 persen," kata Direktur Pengendalian Penyakit Tidak Menular Kemenkes RI Lily Sriwahyuni Sulistyowati di Padang, Kamis (1/12).
Ia menyampaikan hal itu usai mendampingi Ibu Iriana Joko Widodo meninjau pelaksanaan tes Inspeksi Visual Asetat (IVA) di Pasar Lubuk Buaya, Padang, Sumatera Barat (Sumbar).
Menurutnya kanker serviks merupakan penyakit tidak menular yang salah satunya terjadi karena gaya hidup yang tidak sehat.
Perilaku hidup sehat di antaranya rajin berolahraga, memakan makanan yang bergizi, diet sehat dengan kalori yang seimbang serta dengan melakukan pengecekan kesehatan secara rutin.
Selain itu, katanya kasus PTM yang tertinggi adalah gangguan jantung atau kardiovaskular termasuk hipertensi, sedangkan untuk kanker menempati urutan kelima.
Pemeriksaan secara dini diharapkan dapat mendeteksi sejak awal, sehingga dapat diantisipasi efek jangka panjang dari penyakit itu.
"Biasanya kalau sudah ada keluhan stadiumnya sudah berlanjut sehingga tingkat kesembuhannya sudah minim, jika telah terdeteksi sejak awal, insya allah tingkat kesembuhan bisa 100 persen," sebutnya.
Sebelumnya Dinas Kesehatan Provinsi Sumbar menyatakan berdasarkan estimasi 144.453 perempuan usia 30 hingga 50 tahun di provinsi itu harus memeriksa IVA selama 2016 untuk mendeteksi kanker leher rahim.
Kepala Dinas Kesehatan Sumbar, Rosnini Savitri mengatakan hingga saat ini baru 35.273 orang perempuan atau 24,42 persen yang diperiksa.
"Dari seluruh pasien yang telah diperiksa ada 649 pasien yang terdeteksi IVA positif atau sekitar 1,84%, dimana angka ini lebih rendah dari angka nasional yaitu 4 sampai 5 persen," ujarnya.