REPUBLIKA.CO.ID, BRUSSELS - Uni Eropa memperingatkan ada 1.750 militan ISIS yang telah kembali ke Eropa. Sebagian besar dari mereka membawa misi khusus untuk melakukan serangan di sejumlah kota.
Kepulangan para militan ISIS ke Eropa disinyalir akibat dari operasi intensif yang dilakukan pasukan koalisi yang didukung AS. Pasukan menyerang kota-kota yang dikuasai ISIS di Irak dan Suriah.
Koordinator EU Counter-Terrorism, Gilles de Kerchove, mengatakan ada dua jenis militan yang pulang ke Eropa. Jenis pertama adalah militan yang benar-benar pulang dan mereka yang sengaja dikirim untuk membawa misi terorisme.
"Yang kedua yang paling memprihatinkan," ujar Kerchove, dikutip Daily Mail.
Menurutnya, beberapa wanita dan anak-anak keturunan Eropa yang dilahirkan di Suriah atau Irak juga bisa menjadi ancaman keamanan. Mereka mungkin telah disusupi paham radikal oleh ISIS.
"Ada teroris ISIS di Libya yang mencoba menggunakan koneksi kebangsaan dan kekeluargaan untuk kembali ke Eropa," ungkapnya.
Sejumlah militan yang kembali ke Eropa, telah dinyatakan bersalah dan menjalani hukuman penjara. Sementara beberapa lainnya sedang dalam pantauan dan hidup bebas di komunitas mereka.
Lebih dari 5.000 warga Eropa melakukan perjalanan ke Suriah untuk bergabung dengan ISIS selama beberapa tahun terakhir. Sebanyak 15 sampai 20 persen dari mereka tewas di medan perang.
Sementara 35 persen di antaranya diperkirakan telah kembali ke negara masing-masing di Eropa. 50 persen lainnya yang berjumlah 2.000 sampai 2.500 orang masih ada di Suriah.