REPUBLIKA.CO.ID, DEPOK -- Istri AKP Safran, AKP Sri Yuliani Siregar belum bisa ditemui para awak media karena masih mengalami syok. Safran menjadi salah satu korban jatuhnya pesawat Polri M-28 Sky Truck di Kepulauan Riau.
"Masih belum bisa ditemui karena beliau masih syok dengan kejadian tersebut," kata adik ipar AKP Safran, Ahmad ketika ditemui di kediamannya di Perumahan Kelapa Dua Residence, Jalan Tugu Raya, Cimanggis Kota Depok, Jawa Barat, Jumat (9/12).
Hingga saat ini, dia masih menunggu keterangan resmi dari pihak kepolisian. Namun, pihak keluarga sudah memberikan sampel DNA untuk mencocokkan dengan korban pesawat yang jatuh tersebut.
Sementara itu, tetangga perumahan terlihat mulai berdatangan untuk pengajian secara bersama-sama. Para ibu-ibu itu memenuhi depan rumah Safran untuk mengaji dan membacakan doa-doa.
Ayah Safran, Syafawi mengatakan, sejak kecil anaknya sangat disiplin dan merupakan anak yang mempunyai kepribadian sangat baik. Safran merupakan anak pertama dari tiga bersaudara. Dia memiliki seorang istri yang juga berprofesi sebagai polisi di Mako Brimob dan dua orang anak. "Terakhir saya bertemu anak saya sebulan lalu," kata Syafawi.
Syafawi juga mengaku tidak merasakan firasat apa-apa akan ada musibah tersebut. Safran suka dengan kegiatan kepramukaan dan juga mengaji.
Pesawat M-28 Sky Truck dengan nomor regristrasi B-4201 milik Polri hilang kontak di perairan Kabupaten Lingga, sisi selatan Provinsi Kepri, Sabtu (3/12). Kapolda Kepulauan Riau Brigjen Sam Budigusdian mengatakan, penyerahan jenazah yang sudah teridentifikasi menunggu proses SAR di perairan Lingga selesai.
Ia mengatakan, hingga Kamis sore, enam dari delapan sampel DNA korban pesawat yang dikirim ke Mabes Polri sudah teridentifikasi sebagai bagian dari lima jenazah. Kelima bagian tubuh korban yang teridentifikasi adalah jenazah Bripda Eri Dwi Perdana, Brigadir Suwarno, AKP Safran, AKP Abdul Munir, dan Bripka Erwin.