REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Lembaga kemanusiaan Medical Emergency Rescue Comitte (Mer-C) juga dianggap terus memiliki perhatian terhadap perjuangan rakyat Palestina. Bahkan, sebuah rumah sakit telah didirikan oleh Mer-C di Palestina. Menurut Presidium Mer-C, Sarbini Abdul Murad, relawan-relawan Mer-C biasanya masuk ke Jalur Gaza, Palestina, melalui perbatasan Mesir.
Hal ini tidak terlepas dari hubungan diplomatik yang cukup baik antara Indonesia dengan Mesir. Selain itu, jika terjadi serangan ataupun agresi yang dilakukan Israel ke wilayah Palestina, biasanya Pemerintah Mesir akan membuka perbatasan ke Gaza. Saat ini, sejumlah relawan Mer-C masih berada di Palestina.
"Supaya tetap ada komunikasi dengan teman-teman di sana, melaporkan dan meng-update berita dari sana dan berbagai peristiwa di sana. Jadi kami bisa terus pantau kondisi di sana," kata Sarbini saat dihubungi Republika.
Saat ini, relawan-relawan yang dikirim ke Palestina adalah tim-tim teknis atau tim-tim konstruksi. Apalagi, saat ini masih dalam proses gencatan senjata antara Palestina dan Israel. Namun, jika terjadi serangan, agresi, dan perang besar maka tim medis yang akan berangkat ke sana. Ini seperti yang dilakukan Sarbini pada 2011 silam.
Alasan utama yang mendasari Mer-C terus memberikan perhatian kepada masyarakat Palestina adalah komitmen untuk bisa membantu sesama dan memberikan kontribusi kepada pihak-pihak yang mengalami penderitaan. "Ditambah lagi, semua Muslim itu bersaudara. Oleh sebab itu, kami diberikan kemampuan medis. Maka, kami mencoba untuk berbagi kemampuan ini," katanya.