REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI, Agus Hermanto menyampaikan bela sungkawa dan duka cita yang mendalam atas kepergian salah satu putra terbaik bangsa, yaitu Marie Muhammad, Dirjen Pajak dan Menteri Keuangan di era Orde Baru.
Menurut Agus, Marie Muhammad adalah satu ekonom Indonesia yang terkenal sangat bersih dan jujur. Ia mengaku mengenal beliau sebagai sosok yang tegas, berani dan penuh tanggung jawab. Terutama saat membersihkan Ditjen Pajak yang terkenal sebagai "lahan basah" bagi oknum PNS petugas pajak.
Sewaktu beliau menjadi Direktur Jendral pajak kala itu (1993-1998), yang menurutnya telah merugikan negara hingga triliunan rupiah. “Jangankan pengusaha, Presiden Soeharto yang saat itu sangat ditakuti, juga "ditertibkan" oleh beliau,” terang Agus Hermanto, dalam rilisnya, Ahad (11/12)
Lanjut Agus, dia teringat rahun 1989, Direktorat Pajak yang dipimpin beliau sedang gencar-gencarnya mengumpulkan data untuk pajak bumi dan bangunan (PBB). Dari koran yang Agus baca dan berita televisi yang dia tonton saat itu, Marie sendiri yang datang dan memimpin tim ke kediaman Presiden Soeharto, lalu mengukur sendiri luas rumah dengan pita ukur yang dibawanya.
Menurutnya, kala itu ucapan Marie di koran maupun televisi, tidak peduli presiden atau pengusaha atau siapa saja, soal kewajiban membayar pajak, tidak ada pengecualian. Karena kegigihan dan keberaniannya "bersih-bersih" kantor pajak, target penerimaan pajak saat itu yang semula hanya Rp 9 triliun, melampaui target hingga menyentuh angka Rp 19 triliun.
Sifat, nyali dan keteguhan hati Mar'ie tidak pernah berubah, meski beliau kemudian diangkat menjadi Menteri Keuangan oleh Presiden Soeharto. Beliau adalah satu-satunya Menteri yang berani menolak dana taktis dan anggaran perjalanan dinas pejabat negara, yang dinilainya terlalu besar.
Yang paling heboh saat itu, beliau berani menolak perintah Presiden Soeharto agar negara membiayai program pemerintah untuk membeli 39 kapal perang dari Jerman timur tahun 1993 yang dinilainya terlalu mahal. “Karena kerasnya argumen beliau saat itu, dari total USD 1,1 miliar, hanya USD 319 juta yang disetujuinya untuk membiayai proyek pemerintah tersebut,” kata Agus menambahkan.
Maka sangat wajar apabila Marie Muhammad mendapatkan julukan mr clean, karena beliau memang bersih, jujur dan hidup sangat sederhana tapi bersahaja. Meski Marie adalah pejabat tinggi negara, seorang menteri keuangan saat itu.
Agus mengatakan, sudah lama dia mendengar kabar Marie Muhammad sakit. Namun Agus tahu penyakit yang dideritanya tersebut tidak membuat aktivitas dan kegigihannya dalam menjalankan prinsip-prinsipnya tidak pernah surut. Tak hanya itu, kata Agus, Allah SWT mencintai dan menyayangi Mar'ie sebagaimana rakyat Indonesia mencintai dan menyayangi beliau.
Begitu banyak Jasa yang beliau tinggalkan. Sebagai anak bangsa sekaligus generasi penerus, sosok Almarhum adalah teladan yang sangat baik. Semoga cita-cita dan harapan beliau yang baik akan mampu terwujud dan dilanjutkan oleh kita. “Saya berdoa, semoga Almarhum kembali ke pangkuan Ilahi Rabbi dengan khusnul Khatimah. Kepada keluarga yang ditinggalkan diberi kesabaran dan ketabahan,” katanya.