REPUBLIKA.CO.ID, BEKASI -- Kapolres Metro Bekasi Kota, Kombes Pol Umar Surya Fana mengungkapkan adanya kaitan antara penemuan bom tiga kilogram di Kota Bekasi, Jawa Barat dengan serangan bom di enam lokasi lain di seluruh dunia pada Senin (12/12) kemarin.
Kombes Pol Umar Surya Fana menyatakan, aksi pemboman ini rencananya akan dilakukan oleh jaringan Bahrun Naim. Bom rencananya akan diledakkan di Istana Negara saat pergantian tugas jaga paspampres. Namun, rencana tersebut dapat dicegah dengan ditangkapnya ketiga terduga teroris pada Sabtu (10/12) pukul 15.40 WIB sore.
"Disampaikan oleh bapak Kapolri bahwa lokasi-lokasi tersebut berkaitan, di Indonesia karena ada Bahrun Naim, (maka) diperintahkan melalui Bahrun Naim untuk melakukan kegiatan di Indonesia. Nah, ini bisa kita cegah," ujar Umar Surya Fana, Selasa (13/12).
Umar menyatakan, rencana pemboman ini ditengarai berkaitan dengan enam serangan bom lain di seluruh dunia. Khusus di Indonesia, misi pemboman tersebut dijalankan oleh jaringan Bahrun Naim. Keenam lokasi lain yang mengalami serangan bom Senin (12/12) kemarin, antara lain Mesir, Turki, Suriah, dan Yaman.
Menurut pihak kepolisian, bom yang ditemukan di Jalan Bintara Jaya VIII No 16, Kelurahan Bintara, Bekasi Barat tersebut mempunyai daya ledak tinggi hingga radius 300 meter persegi. Bom diamankan dari kontrakan nomor 104 yang disewa terduga teroris perempuan inisial DYN.
Kapolres Metro Bekasi Kota juga menegaskan, penangkapan ketiga terduga teroris berinisial AS, NS, dan DYN di Kota Bekasi ini bukan upaya pengalihan isu. Menurut Densus 88 Anti Teror, semua aksi pemboman sudah direncanakan oleh jaringan teroris. Ia berharap masalah bom ini tidak dijadikan bahan gurauan oleh masyarakat.
"Hasil identifikasi dari pihak Densus 88 ini semua sudah direncanakan. Jadi, kalau ada yang bilang ini semua pengalihan isu segala macam, mudah-mudahan dikasih jalan yang lurus lah, pikiran yang positif sedikit, bersyukur pada situasi negara ini aman," ujar Umar.