REPUBLIKA.CO.ID, BOJONEGORO -- Unit Pelaksana Teknis (UPT) Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Bengawan Solo, Jawa Timur memberlakukan siaga banjir dalam menghadapi meluapnya sungai terpanjang di Pulau Jawa itu. Pada Rabu (14/12) pukul 09.00 WIB, ketinggian air pada papan duga di Bojonegoro menunjukan 13,00 meter (siaga hijau).
"Meningkatnya ketinggian air Bengawan Solo cukup cepat akibat hujan lokal, juga dari daerah hulu Ngawi, Magetan dan sekitarnya," kata Petugas Posko UPT Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai Bengawan Solo di Bojonegoro Budi Hendro, Rabu.
Padahal, menurut dia, ketinggian air Bengawan Solo di hilir Bojonegoro, sehari lalu masih jauh di bawah siaga banjir.
Akibat hujan lokal dan hujan dari daerah hulu Ngawi dan Magetan itu, lanjut dia, ketinggian air Bengawan Solo di Bojonegoro yang semula 10,28 meter, di bawah siaga banjir naik menjadi 13,00 meter. Oleh karena itu, ia memperkirakan ketinggian air Bengawan Solo di hilir, Jawa Timur, masih akan terus naik.
Menurut dia, sepanjang tidak ada tambahan air hujan dari daerah hulu Jawa Tengah, juga Ngawi dan sekitarnya, kemungkinan banjir tidak terjadi.
Sesuai data, kata dia, ketinggian air Bengawan Solo di hilir Jawa Timur, mulai Babat, Laren, Karanggeneng, dan Kuro, Lamongan, dalam waktu bersamaan masih di bawah siaga banjir masing-masing 6,78 meter, 4,48 meter, 3,25 meter dan 1,25 meter.
"Debit air Bengawan Solo bisa mengalir lancar, termasuk yang melalui sudetan Plangwot, Lamongan (sekitar 660 liter per detik)," katanya, menegaskan.
Petugas Posko UPT Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Bengawan Solo di Ngawi Andik menyebutkan ketinggian air Bengawan Solo di Ndungus, Ngawi, naik menjadi 5,20 meter Rabu pukul 09.00 WIB. "Tiga jam sebelumnya ketinggian air Bengawan Solo di Ndungus, Ngawi, masih 4,90 meter," ungkap Andik.
Kasi Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Bojonegoro Sukirno menyatakan BPBD tetap meningkatkan kewaspadaan dalam menghadapi ancaman banjir susulan luapan Bengawan Solo di daerahnya.
"Kita tetap mewaspadai Bengawan Solo menimbulkan banjir susulan, sebab curah hujan selama Desember tinggi berpotensi menimbulkan banjir," tuturnya.