REPUBLIKA.CO.ID, BOJONEGORO -- Unit Pelaksana Teknis (UPT) Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Bengawan Solo di Bojonegoro, Jawa Timur, menyatakan Bengawan Solo di hilir Jatim aman, namun ketinggian air di Bojonegoro 13,30 meter (siaga I), Jumat pukul 06.00 WIB.
"Ketinggian air Bengawan Solo di Bojonegoro turun, tetapi di hilirnya (Bojonegoro bagian timur, Tuban dan Lamongan) masih naik," kata Petugas Posko UPT Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Bengawan Solo di Bojonegoro Budi Indro, Jumat (1/12).
Namun, lanjut dia, ketinggian air di hilirnya Bojonegoro kemungkinan akan segera turun juga, disebabkan air di hulu sudah surut. "Ya semoga saja air laut tidak pasang agar ketinggian air Bengawan Solo di hilir Jatim cepat surut," ujarnya.
Lebih lanjut ia menjelaskan debit air Bengawan Solo lancar mengalir melalui sodetan Plangwot-Sedayu Lawas, Lamongan, menuju laut. Sodetan sepanjang 13,4 kilometer itu mampu mengalirkan air sungai terpanjang di Jawa ke laut Jawa sekitar 600 meter kubik/detik.
Selain itu semua pintu Bendung Gerak Sembayat, Gresik, juga dibuka sehingga aliran debit air sungai terpanjang di Jawa juga lancar mengalir ke muara. Sesuai data di UPT Bengawan Solo menyebutkan ketinggian air di Babat, Lamongan, dalam waktu bersamaan 7,54 meter (siaga I) dan Karanggeneng, dan Kuro, juga di Lamongan, masing-masing 4,09 meter (siaga) I) dan 1, 98 meter.
"Kalau air laut tidak pasang ya ketinggian air cepat surut," ucapnya menegaskan.
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bojonegoro MZ. Andik Sudjarwo menambahkan BPBD juga mewaspadai adanya ancaman banjir bandang yang ditimbulkan sejumlah sungai di daerahnya terutama Kali Kening dari Tuban.
Sesuai pemetaan BPBD banjir bandang rawan melanda 14 desa di Kecamatan Temayang, Kepohbaru, Gondang, Kasiman, Sumberrejo, Malo dan Sekar. Sejumlah sungai yang rawan menimbulkan banjir bandang, selain Kali Kening, yaitu Kali Pacal di Kecaman Temayang, dan Kali Semar Mendhem di Kecamatan Kepohbaru.
"Kerusakan yang ditimbulkan akibat banjir bandang lebih berat dibandingkan banjir luapan Bengawan Solo," ujarnya.
Yang jelas, kata dia, BPBD sudah menyiapkan berbagai kebutuhan mulai kebutuhan prasarana dan sarana penanggulangan bencana banjir, seperti tenda pengungsian, terpal, perahu karet, juga yang lainnya termasuk sembako bagi korban bencana.
"Sejumlah perahu karet yang sebelumnya bocor sudah diperbaiki sehingga siap dimanfaatkan kalau sewaktu-waktu terjadi banjir," ucapnya.