REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tim Detasemen Khusus 88 Antiteror Polri bersama Polres Tasikmalaya, Jawa Barat menangkap seorang wanita TS alias UA dan suaminya HG, Kamis (15/12), dini hari. Keduanya diduga terlibat kasus terorisme.
"TS alias UA dan HG ditangkap sekitar pukul 04.30 WIB di rumah kontrakan Jalan Padasuka, Babakan Jawa RT 03 RW 10 Kelurahan Sukamaju Kaler, Kecamatan Indihiang, Kota Tasikmalaya," kata Kepala Bagian Penerangan Umum (Kabagpenum) Polri Kombes Martinus Sitompul di Mabes Polri.
TS yang merupakan ibu rumah tangga ini diduga terlibat memberikan motivasi kepada terduga teroris lainnya, Dian Yulia Novi (DYN). Selain itu, TS juga ikut mempertemukan DYN dengan M Nur Solihin (MNS). "Saat ini TS dan suaminya HG diamankan ke Mapolresta Tasikmalaya Kota untuk diperiksa," ujarnya.
Sebelumnya, pada Sabtu (10/12), Polri menangkap tiga terduga teroris, MNS dan AS (laki-laki) serta DYN (perempuan).
MNS dan AS ditangkap di jalan layang Kalimalang, Bekasi. Sementara DYN ditangkap di rumah kontrakan di Jalan Bintara Jaya 8 Bekasi, Jawa Barat.
Polisi menemukan barang bukti berupa bom rakitan berbentuk penanak nasi (rice cooker) di kamar 104 kontrakan tiga lantai itu. Tim Gegana Polda Metro Jaya meledakkan satu dari tiga bom aktif yang ditemukan di tempat kejadian perkara (TKP) pada Sabtu (10/12), malam.
Sedangkan terduga teroris berinisial S alias Abu Izzah ditangkap di Sabrang Kulon Matesih, Kabupaten Karanganyar, Solo, Jawa Tengah pada hari yang sama. Dari hasil pemeriksaan, diketahui bahwa jaringan MNS diduga hendak mengebom lingkungan Istana Kepresidenan, Jakarta pada Ahad (11/12), pagi.
"Skenarionya, pada Minggu (11/12) pagi, MNS dan AS mengantar Saudari DYN ke Masjid Istiqlal. Kemudian DYN berjalan kaki sendirian ke istana," kata Kepala Bagian Kemitraan Biro Penerangan Masyarakat Polri Kombes Pol Awi Setiyono.
DYN rencananya menjadi calon "pengantin" (pelaku bom bunuh diri) dalam aksi tersebut. Rencananya aksi tersebut menargetkan momen pergantian petugas jaga Paspampres di Istana Kepresidenan.