REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Pemkot Bandung tahun ini berhasil membuat 120 taman RW. Wali Kota Bandung, Ridwan Kamil menargetkan tahun depan akan membuat 25 taman RW baru.
Sayangnya, target itu diakui Ridwan Kamil terkendala minimnya lahan untuk dibangun taman. "Taman RW sudah 120, nanti akan ditingkatkan lagi tapi terkendalanya di pembebasan lahan aja. Kadang RW butuh, ga ada lahan yang bisa dibeli atau harganya tak cocok," ujar Ridwan Kamil yang akrab disapa Kang Emil kepada wartawan, Senin (19/12).
Kang Emil berharap, dengan adanya taman RW tersebut, Ruang Terbuka Hijau (RTH) merata sehingga fungsinya bisa dirasakan semua masyarakat. Bahkan, dampaknya luar biasa. Fungsinya, kata dia, bukan hanya RTH yang enak dilihat tapi ruang hijau juga bisa dipakai secara sosial.
Nanti, kata Emil, akhir tahun ini Pemkot Bandung akan membukukan ke 120 taman ini. Ia berharap, nantinya menjadi pengetahuan untuk masyarakat tentang keseriusan Pemkot dalam mengembangkan RTH.
"Pembuatan taman RW ini, masalahnya bukan dari dana nya tapi pembebasan lahannya," katanya.
Taman ini pun, kata dia, nantinya berfungsi untuk menjaga dan melahirkan ruang yang toleran serta inspirasi. Karena, melihat jumlah penduduk Kota Bandung yang saat ini mencapai 2,5 juta. Padahal, Kota Bandung didesain hanya untuk 300 ribu orang.
"Jangan sampai, nanti jadi kota stress jadi harus ada ruang publik bahkan di tingkat RW," katanya.
Emil pun mengaku sedih, kalau dalam kegiatan mapay lembur (keliling kampung,red) banyak anak-anak main bola di gang-gang karena tak ada ruang terbuka. Ke depan, setiap satu RW harus ada satu taman.
"Kuncinya, camat ngasih informasi di mana lahan yang harus dibeli," katanya.
Sementara menurut Kepala Dinas Permakaman dan Pertamanan Kota Bandung Arief Prasetya, taman RW tersebut menyebar di hampir seluruh wilayah. Konsep pembuatan taman, dikomunikasikan dengan RW. Misalnya, kalau di daerah tersebut banyak pemuda maka disediakan ruang untuk pemuda dan kalau banyak anak-anaknya maka akan disediakan permainan untuk anak-anak.
"Lahannya, kalau belum ada para camat usulkan nanti di cover APBD," katanya.
Luas taman RW, kata dia, sekitar 100 sampe 200 meter. Untuk komplek perumahan baru, biasanya memang sudah menyiapkan taman. Namun, untuk daerah padat biasanya belum ada lahan. Di antaranya Kiaracondong, Cicadas, dan Antapani lahan sempiy. Komplek baru ada.
"Pada 2017, kami targetkan 25 taman RW, sekarang yang sudah ada 120 taman," katanya.
Dari 120 taman yang sudah ada, kata dia, yang di bangun tahun ini hanya 23 taman dengan anggaran 4 miliar lebih. Setiap taman, rata-rata membutuhkan dana sekitar Rp 20 juta. Namun, setelah taman selesai dibangun pemeliharaannya diserahkan ke kewilayahan masing-masing. "Jadi, kami hanya membantu pembuatan tamannya saja," katanya.