Rabu 21 Dec 2016 07:13 WIB

ISIS Klaim Serangan Berlin, Namun Minim Bukti

Rep: Lida Puspaningtyas/ Red: Nidia Zuraya
Sisa-sisa kerusakan akibat truk yang menabrak kerumunan orang di pasar Natal di Berlin, Jerman, Selasa, 20 Desember 2016.
Foto: AP Photo/Markus Schreiber
Sisa-sisa kerusakan akibat truk yang menabrak kerumunan orang di pasar Natal di Berlin, Jerman, Selasa, 20 Desember 2016.

REPUBLIKA.CO.ID, BERLIN -- Kelompok radikal ISIS mengklaim serangan truk di pasar Natal Berlin, Jerman, Selasa (20/12). Serangan tersebut menewaskan sekitar 12 orang.

Identitas pelaku belum terungkap sehingga klaim ISIS tidak bisa diverifikasi. Kejaksaan Jerman telah membebaskan seorang terduga pelaku karena kurang bukti.

Sejumlah media melaporkan pria itu bernama Naved B asal Pakistan. Otoritas mengatakan pelaku sebenarnya mungkin masih berkeliaran. 

Pada Selasa malam, ISIS melalui medianya mengatakan salah satu tentaranya melakukan serangan. "Serangan ini adalah respons dari seruan untuk menargetkan negara-negara koalisi," katanya dikutip BBC.

Menteri Dalam Negeri Thomas De Maiziere telah merespons klaim ISIS tersebut. Ia mengatakan sejumlah penyelidikan masih dilakukan sehingga belum bisa dipastikan.

Jaksa federal Peter Frank mengatakan gaya dan target serangan mengindikasikan pelaku terkait ekstrimis. Namun asumsi itu tidak memiliki bukti.

Otoritas juga masih menyelidiki kemungkinan pelaku mengadakan kontak langsung dengan ISIS. Komunikasi daring cukup memungkinkan tapi jauh dari kepastian. 

Jika tidak ada kontak langsung, maka kasus itu tergolong aksi individu yang hanya terinspirasi oleh ISIS. Jika demikian, pelaku individu tidak bisa dikatakan sebagai orang ISIS.

Namun hingga bukti muncul, klaim kelompok radikal itu tidak bisa jadi dasar keputusan. Terduga pelaku ditangkap di taman setelah dilaporkan melarikan diri dari lokasi.

Pengemudi asli truk, Lukasz Urban ditemukan tewas di kursi penumpang. Warga Polandia itu ditemukan dengan luka tembak dan luka tusukan. Tidak ada senjata yang ditemukan di lokasi.

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement