REPUBLIKA.CO.ID, MATARAM -- Banjir besar yang melanda di Kota Bima dan Kabupaten Bima membuat jalur penerbangan ke Bima terganggu. "Penerbangan dari Mataram ke Bima belum dapat dilakukan karena bandara terendam banjir," kata Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho dalam keterangan tertulisnya, Rabu (21/12).
General Manager Bandara Internasional Lombok I Gusti Ngurah Ardita mengatakan, cuaca buruk yang terjadi di Pulau Sumbawa membuat tertundanya sejumlah penerbangan. "Keberangkatan ada lima yang tertunda, sementara kedatangan ada empat penerbangan (tertunda)," ungkapnya.
Ia menambahkan, pesawat Garuda Indonesia 7024 pun terpaksa harus kembali ke Lombok, meski sudah terbang sebanyak dua kali ke Bima. Pasalnya, cuaca buruk tak memungkinkan untuk bisa mendarat di Bima.
Mengenai penundaan, ia belum bisa memastikan akan berlangsung hingga kapan lantaran masih melihat perkembangan cuaca yang ada saat ini. "Kami berharap kondisi alam segera membaik," lanjutnya.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) NTB Muhammad Rum mengatakan, hujan deras yang merata di Bima dan Sumbawa menyebabkan banjir besar di beberapa daerah. "Ribuan rumah terendam banjir di Kota Bima, Kabupaten Bima dan Kabupaten Sumbawa, Provinsi NTB pada Rabu (21/12) pukul 03.00 Wita," katanya.
Ia merinci, lima kecamatan di Kota Bima terendam banjir setinggi 1-2 meter meliputi Kecamatan Rasanae, Rasanae Timur, Rasanae Barat dan Punda. Sedangkan, tinggi banjir di wilayah Lewirato, Sadia, Jati Wangi, Melayu, Pena Na'e mencapai dua meter. "Ribuan rumah terendam banjir. Masyarakat dievakuasi. Tahanan di LP Kota Bima juga dievakuasi karena terendam banjir," lanjutnya.
Kabupaten Bima, banjir merendam Desa Maria dan Desa Kambilo Kecamatan Wawo. Data sementara tercatat ada 25 rumah rusak berat, lima rumah hanyut, tiga rumah rusak sedang, dan satu jembatan negara putus.
Sementara itu, banjir juga merendam Desa Unter Kroke, Kecamatan Unter Iwis, Kabupaten Sumbawa. Sebanyak 120 KK/610 jiwa terdampak, 1 rumah rusak berat, 1 rumah rusak sedang dan dua jembatan desa putus. Tinggi banjir satu hingga dua meter.
BPBD bersama dengan TNI, Polri, SAR, Tagana, PMI, SKPD, relawan dan masyarakat tengah melakukan evakuasi warga. Ia menyampaikan, kebutuhan yang sangat mendesak meliputi perahu evakuasi, tenda darurat, selimut, air bersih, makanan, obat-obatan, dan pakaian.