Sabtu 31 Dec 2016 17:05 WIB

2017, Pusri Siapkan Pembangunan Pabrik Pupuk III B

Rep: Maspril Aries / Red: Budi Raharjo
Direktur Utama PT Pusri Palembang Mulyono Prawiro bersama jajaran direksi dan komisaris PT Pusri melakukan pengantongan terakhir produksi pupuk urea 2016, Jumat (30/12).
Foto: Republika/Maspril Aries
Direktur Utama PT Pusri Palembang Mulyono Prawiro bersama jajaran direksi dan komisaris PT Pusri melakukan pengantongan terakhir produksi pupuk urea 2016, Jumat (30/12).

REPUBLIKA.CO.ID, PALEMBANG --- Revitalisasi industri pupuk terus berlanjut. PT Pupuk Sriwidjaja (Pusri) setelah menyelesaikan pembangunan pabrik pupuk Pusri II B akan melanjutkan dengan membangun pabrik Pusri III B untuk menggantikan pabrik pupuk yang sudah berusia tua.

Rencana tersebut disampaikan Direktur Utama PT Pusri Mulyono Prawiro. “Kajian pabrik Pusri III B telah dilakukan. Kita rencanakan pada akhir 2017 pembangunannya sudah bisa dimulai,” katanya, Sabtu (31/12).

Menurut Mulyono Prawiro, dari empat pabrik yang kini beroperasi di PT Pusri merupakan pabrik tua yang rata-rata sudah berusia di atas 30 tahun. ”Ini menjadi tantangan bagi PT Pusri untuk bersaing dengan industri pupuk lainnya. Pabrik pupuk tua tersebut boros dalam penggunaan bahan baku sehingga membuat produk Pusri sulit bersaing di pasaran,” ujarnya.

Saat ini PT Pusri memiliki empat pabrik dengan usia lanjut yaitu, Pusri I B yang mulai produksi Maret 1994. Pabrik ini menggantikan pabrik Pusri I yang mulai produksi Oktober 1963. Kemudian pabrik Pusri I ini stop operasi.

Pabrik lainnya adalah Pusri II yang mulai produksi Agustus 1974, Pusri III mulai produksi Desember 1976 dan Pusri IV Oktober 1977. Setelah pembangunan Pusri IV, BUMN pupuk tersebut tidak pernah membangun pabri baru. Pabrik pupuk baru kembali dibangun pada 2013 dengan nama Pusri II B dan pada September 2016 telah melakukan uji coba produksi.

Mulyono Prawiro menjelaskan, 2016 merupakan tahun yang penuh tantangan bagi PT Pusri Palembang, karena harus berhadapan dengan berbagai kendala serta persoalan. Seperti usia pabrik yang sudah tua dan boros dalam penggunaan bahan baku, juga harga gas yang tinggi sehingga harga jual produk komersil sulit untuk bersaing.

“Apa lagi saat ini, masuk produk pupuk persaing dari luar negeri yang menawarkan harga pokok produksi yang lebih rendah dibandingkan pupuk nasional,” ujarnya.

Walau menghadapi banyak kendala serta persoalan pada 2016 PT Pusri berhasil meraih sukses, diantaranya berhasil membuat produk dalam kemasan retail dan berhasil membuka Pusri Mart di beberapa kota yang ada di Indonesia.

Di tengah kendala tersebut, selama 2016 PT Pusri berhasil mencatat produksi melampaui target yang ditetapkan dalam Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP). Produksi pupuk urea dan amoniak dari BUMN pupuk tertua di Indonesia tersebut berhasil mencapai di atas 100 persen.

“Pada 2016 realisasi produksi urea mencapai 1.608.559 ton atau 100,3 persen dari target RKAP 1.608.100 ton. Kemudian produksi amoniak juga terealisasi 1.175.832 ton atau 102,18 persen dari target RKAP 1.150.800 ton,” kata Mulyono Prawiro.

Pada pengantongan terakhir produk urea dan amoniak yang juga dihadiri Komisaris Utama PT Pusri Achmad Tossin Sutawikara, menurut Mulyono Prawiro, untuk produksi NPK PT Pusri hanya terealisasi 71.810 ton dari target yang ditetapkan 75.000 ton atau 95,75 persen. “Pada 2016 untuk pertama kalinya PT Pusri Palembang berhasil memasarkan produk NPK secara komersil,” ujarnya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement