REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Cina akan menerbitkan kertas putih kebijakannya terkait kerja sama keamanan di Asia Pasifik, menyusul dinamika geopolitik dan geostrategi di kawasan yang dinamis. Penjelasan kertas putih tersebut akan dilakukan oleh Wakil Menteri Luar Negeri Cina Liu Zhenmin dan juru bicara Kantor Informasi Dewan Negara Cina Hu Kaihong, di Beijing, Rabu petang (11/1).
Kawasan Asia Pasifik akan terus menjadi fokus perhatian dunia. Klaim tumpang tindih kawasan perairan hingga batas udara telah meningkatkan tensi ketegangan antarnegara di kawasan tersebut.
Bergesernya pendulum geopolitik dan geoekonomi dalam satu dekade lebih ke kawasan Asia, pun telah memaksa Amerika Serikat untuk menggeser kekuatannya ke kawasan dengan wilayah terluas dan berpenduduk terbanyak di dunia, sekaligus untuk menahan laju kekuatan militer Cina.
Kehadiran kapal selam Cina di Kota Kinabalu, Malaysia pada 3 Januari silam sebagai bentuk port visit setelah melakukan misi di Teluk Aden dan Somalia, pun ditengarai terkait situasi di Laut Cina Selatan yang diklaim oleh beberapa negara ASEAN dan Cina. Juru bicara Kementerian Luar Negeri Cina Lu Kang menegaskan persoalan di Laut Cina Selatan tidak akan pernah menjadi hambatan hubungan baik antara Cina dan ASEAN.
Lu menegaskan isu Laut Cina Selatan, adalah persoalan antara Cina dan beberapa negara ASEAN, bukan persoalan antara Cina dan ASEAN. "Cina akan tetap komitmen menyelesaikan persoalan di Laut Cina Selatan secara bilateral, dan bersama-sama ASEAN menjaga stabilitas keamanan serta perdamaian di kawasan," katanya.
Cina, lanjut dia, lebih mengedepankan pembangunan dan kerja sama dengan ASEAN serta tetap menyelesaikan beragam isu secara baik dan tepat, mendorong hubungan serta kerja sama yang lebih maju dengan ASEAN pun kerja sama Asia Timur.