Kamis 12 Jan 2017 01:29 WIB

Pakistan-Cina Gunakan Skema Keuangan Islam dalam Pembangunan Infrastruktur

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Budi Raharjo
Sukuk gets more popular as an interesting investment instrument. (illustration)
Foto: islamic-finance.ru
Sukuk gets more popular as an interesting investment instrument. (illustration)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Cina-Pakistan Economic Corridor (CPEC) berencana untuk menggunakan skema keuangan islam yakni sukuk, dalam memenuhi kebutuhan pembiayaan sejumlah proyek infrastruktur di seluruh Pakistan sampai ke perbatasan Cina. Diperkirakan, CPEC membutuhkan dana sebesar 54 miliar dolar AS sampai 2030 untuk membangun infrastruktur.

Infrastruktur itu seperti jalan raya, rel kereta api, pelabuhan, bandara, pembangkit listrik, dan serat optik.

Dilansir The Gulf Times, Rabu (11/1), Menteri Keuangan Pakistan Ishaq Dar telah berulang kali menekankan bahwa, Pakistan ingin menggunakan skema pembiayaan syariah untuk memenuhi kebutuhan pembangunan infrastruktur dan pendanaan jangka panjang lainnya.

Bahkan, Pemerintah Pakistan sudah berencana untuk mengalokasikan antara 20 persen - 40 persen sumber pembiayaan negara berasal dari instrumen keuangan islam, termasuk proyek infrastruktur di CPEC. Menurut Dar, pemerintah ingin melibatkan lebih jauh bank-bank syariah Pakistan untuk mendanai pembangunan infrastruktur.

Pemerintah Pakistan telah mengeluarkan instruksi bahwa prioritas utama dalam pembiayaan infrastruktur harus diberikan kepada industri keuangan syariah. Pembiayaan infrastruktur di CPEC berasal dari pinjaman Pemerintah Cina, Asian Development Bank, dan Asia Investment Bank.

Dalam hal ini, Asian Development Bank dan Asia Investment Bank telah mempertimbangkan pemanfaatan instrumen keuangan islam untuk pembiayaan infrastruktur. Contohnya yakni, mereka sepakat membiayai pembangunan pembangkit listrik tenaga batu bara di wilayah Thar, Pakistan senilai 1,95 miliar dolar AS dengan skema keuangan syariah.

Pembiayaan infrastruktur CPEC mencakup empat bidang utama antara lain pengembangan kota pelabuhan di selatan Pakistan yakni Gwadar, proyek energi, kereta api, serta pengembangan jaringan komunikasi dan kerja sama industri. Saat ini proyek CPEC yang sudah diimplementasi sebanyak 18 miliar dolar AS, sementara sebesar 17 miliar dolar AS masih pipeline. Proyek ini diperkirakan akan rampung pada 2030 mendatang dan memiliki dampak ekonomi yang signifikan bagi Pakistan serta di seluruh wilayah Asia Barat.

Selain itu, proyek ini sangat penting bagi Cina karena merupakan sumbu perdagangan baru yang menjangkau seluruh Asia ke Asia Barat, Timur Tengah, Afrika, dan pada akhirnya ke Eropa. Proyek pembangunan infrastruktur CPEC ini diperkirakan dapat membuka 700 ribu lapangan kerja hingga 2030 dan diperkirakan dapat menyumbang pertumbuhan ekonomi Pakistan sebesar 2,5 persen per tahun.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement