Jumat 13 Jan 2017 23:00 WIB

Kodam IV/Diponegoro Bentuk Tim Monitoring Berita Hoax tentang TNI

Rep: Bowo Pribadi/ Red: Karta Raharja Ucu
 Masyarakat dan pengiat media sosial saat mengelar kegiatan sosialisasi sekaligus deklarasi masyarakat anti hoax di Jakarta,Ahad (8/1).
Foto: Republika/Prayogi
Masyarakat dan pengiat media sosial saat mengelar kegiatan sosialisasi sekaligus deklarasi masyarakat anti hoax di Jakarta,Ahad (8/1).

REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Menyusul maraknya berita hoax atau unggahan yang tidak jelas sumber dan kebenarannya, Kodam IV/Diponegoro mengimbau masyarakat agar lebih hati- hati dan cermat dalam menerima informasi. Khususnya terhadap berita-berita maupun unggahan yang berkaitan dengan TNI maupun TNI AD yang belum terkonfirmasi maupun berita-berita yang bisa menyudutkan atau menimbulkan disintegrasi bangsa.

Hal ini ditegaskan Kepala Penerangan Kodam (Kapendam) IV/Diponegoro, Letkol (Inf) Dwi Endro Sasongko SSos di sela tasyakuran HUT Penerangan Angkatan Darat ke-66 tingkat Kodam IV/Diponegoro, di Semarang, Jumat (13/1). Menurutnya, belakangan ini memang banyak tersebar di tengah- tengah masyarakat beragam informasi tentang TNI –terutama di berbagai media sosial (medsos)—yang berpotensi menciptakan konflik dengan pihak lain.

Hal ini bukan sekedar isu, namun sudah jamak terjadi. Sehingga masyarakat diminta mewaspadai dan lebih selektif dalam mengakses berbagai berita maupun informasi di era keterbukaan yang tanpa batas ini.

Apabila masyarakat menemukan atau mengetahui informasi seperti ini, silakan dipastikan kebenarannya kepada Pendam. “Kami akan berusaha menyajikan kebenaran dari informasi yang dimaksud, jika masyarakat mengonfirmasi informasi itu kepada Pendam,” tegasnya.

Lebih khusus lagi, tambahnya, perihal berita- berita hoax yang jamak disebarluaskan melalui medsos. Karena medsos ini jamak meggunakan identitas atau nama akun yang tidak jelas. Apalagi yang namanya medsos ini tidak ada kontributornya maupun redaktur atau editor yang bertanggungjawab.

Terhadap berita hoax ini, masyarakat juga diminta untuk tidak sampai mudah terpengaruh maupun mudah menyebarkan informasi yang tidak bisa dipertanggungjawabkan kebenarannya tersebut. Masyarakat jangan ikut andil dalam perpecahan bangsa hanya karena gampang mempercayai informasi yang menyesatkan ini. Waspadai berita- berita hoax yang dapat memperkeruh suasana atau memecah belah persatuan bangsa.

Di internal Kodam IV/Diponegoro, saat ini sudah ada tim yang berfungsi untuk melakukan monitoring terhadap informasi seperti berita-berita hoax tentang TNI. Tim ini juga memiliki fungsi untuk melakukan pengawasan internal personil. “Jika dalam monitoring ini ditemukan berita- berita hoax tantang TNI maka akan diambil langkah- langkah untuk mengonfirmasi kebenaran berita tersebut, selain melaporkan kepada pimpinan,” ujar dia mengakhiri.

Dalam kesempatan ini Asintel Kodam IV/Diponegoro juga menekankan pentingnya penguatan kemitraan antara pers dengan Penerangan Kodam/IV Diponegoro dalam rangka menangkal berbagai upaya disintegrasi bangsa dan berbagai bentuk radikalisme. Sebab saat ini kedua isu tersebut sudah semakin gencar dan marak beredar di negeri ini.

“Sesuai tugas dan fungsinya, media diharapkan mampu menyajikan informasi yang konstruktif yang dapat mencerahkan masyarakat dalam menangkal radikalisme dan upaya disintegrasi bangsa,” tegas Pabandyagal Sinteldam IV/Diponegoro, Mayor (Inf) Arif Budiyono.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement