REPUBLIKA.CO.ID, BEKASI -- Bentrokan yang melibatkan LSM Gerakan Masyarakat Bawah Indonesia (GMBI) dan Front Pembela Islam di Mapolda Jawa Barat pekan lalu menyebar ke beberapa kota lain. Sejumlah markas GMBI di beberapa kota dijaga oleh aparat kepolisian.
Ketua Divisi Non Litigasi GMBI Kota Bekasi Yanto Kamto, mengungkapkan GMBI dan FPI Kota Bekasi sudah mengadakan pertemuan membahas masalah tersebut pada akhir pekan kemarin. Mereka sepakat untuk menjaga kondusifitas di Kota Bekasi.
"Kemarin sudah ada pertemuan dengan FPI di salah satu restoran di kawasan Summarecon dengan Sekjen FPI Kota Bekasi dan Ketua Distrik GMBI Abah Zakaria. Kami sepakat, walaupun tidak membuat pernyataan tertulis, akan membuat Kota Bekasi kondusif," kata Yanto Kamto, kepada Republika.co.id, Senin (16/1).
Pertemuan tersebut disaksikan oleh pihak kepolisian, antara lain Kabag Ops Polrestro Bekasi Kota, Kapolsek Medansatria, dan Kasat Intelkam Polrestro Bekasi Kota. Yanto juga membenarkan ada pengamanan dari aparat kepolisian di sekretariat GMBI RT 03/03 Kel Harapan Mulya, Kec Medansatria, Kota Bekasi, pascabentrokan di Bandung. Hal itu, menurutnya, wajar dilakukan untuk antisipasi.
Hingga kini, Yanto mengatakan, tidak ada peristiwa-peristiwa yang tidak diinginkan di Kota Bekasi sebagai dampak bentrokan di Bandung. Sekitar 10 anggota FPI sempat mendatangi markas GMBI pada Jumat (13/1), namun tidak ada bentrokan sedikit pun.
"Spontanitas mungkin ya, malam Jumat ada yang datang dari FPI. Tapi menurut saya hanya silaturahim biasa, tidak ada keributan karena kami saling berpikir positif. Menurut GMBI, tidak harus ada kejadian berulang," kata Yanto.