Selasa 17 Jan 2017 10:31 WIB

Gara-Gara Sidang Ahok, Dua Halte Transjakarta Nonaktif

Rep: Muhyiddin/ Red: Nur Aini
 Halte bus Transjakarta yang ditutup akibat pengalihan arus di perempatan Ragunan, Jakarta Selatan, Selasa (10/1).
Foto: Republika/Raisan Al Farisi
Halte bus Transjakarta yang ditutup akibat pengalihan arus di perempatan Ragunan, Jakarta Selatan, Selasa (10/1).

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA -- Sidang dugaan kasus penistaan agama dengan terdakwa Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) kembali digelar di Auditorium Kementan, Jakarta Selatan, Selasa (17/1). Akibat adanya sidang tersebut, dua halte Transjakarta pun menjadi nonaktif.

Dalam sidang kasus Ahok ke-6 ini, polisi kembali menutup arus lalu lintas di Jalan RM Harsono dari arah Mampang Prapatan menuju Ragunan, tepat di lampu merah Departemen Pertanian yang melintasi gedung Kementan. Karena itu, pihak Transjakarta memastikan tidak akan berhenti di halte Ragunan dan Kementerian Pertanian.

"Hari Selasa ini, mulai 03.00 WIB, jalur Kementerian Pertanian ditutup Polri. Secara otomatis halte Ragunan dan Halte Kementan, negatif (tak beroperasi)," ujar Direktur Operasional TransJakarta Daud Joseph saat dikonfirmasi, Selasa (17/1).

Menurutnya, bus Transjakarta yang menuju Ragunan hanya akan berhenti di halte SMK 57. Pemberhentian itu pun sudah disosialisasikan kepada seluruh pengguna Transjakarta. Adapun penonaktifan dua halte itu diberlakukan hingga penutupan Jalan RM Harsono yang dilakukan polisi selesai.

"Transjakarta juga telah menyampaikan informasi kepada pelanggan yang turun di Kementan dan Ragunan, pagi ini pelayanan koridor 6 dilaksanakan (hanya) di halte SMK 57," kata dia.

Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) akan kembali menjalani sidang lanjutan perkara dugaan penistaan agama, Selasa (17/1) di Gedung Auditorium Kementerian Pertanian (Kementan), Pasar Minggu, Jakarta Selatan. Dalam sidang lanjutan tersebut, Ahok akan kembali mendengarkan saksi yang dihadirkan pihak Jaksa Penuntut Umum (JPU).

Saat ini Ahok berstatus sebagai terdakwa perkara dugaan penistaan agama. Pernyataannya terkait Surat Al-Maidah Ayat 51 terpaksa harus membawanya ke meja hijau. JPU mendakwa Ahok dengan Pasal 156 a KUHP tentang penistaan agama dengan ancaman penjara paling lama lima tahun.

Baca juga: Kawat Berduri Pisahkan Dua Kubu Massa di Sidang Ahok

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement