REPUBLIKA.CO.ID, Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump sangatlah tak disukai, sampai-sampai para wanita di Antartika melawannya. Sehari setelah pelantikan Trump, ribuan orang melakukan aksi demo memprotes Trump. Ribuan orang melakukan aksi demo di Washington dan lebih dari 60 negara di dunia. Mereka mengkampanyekan pembelaan HAM, hak-hak wanita, dan melawan kebencian.
Di Paradise Bay yang terletak di pojok Antartika di mana banyak dihuni pinguin, anjing laut, dan paus, sebanyak 30 wanita dan sejumlah pria bergabung dalam aksi demo melawan Trump. Mereka berbaris dengan membawa spanduk yang berbunyi, 'Pinguin untuk perdamaian', Anjing Laut untuk Ilmu', dan 'Cinta dari Tujuh Benua'.
Aksi demo melawan Trump di Antartika diorganisi oleh Linda Zunas (42 tahun). Ia merupakan seorang analisis data dan riset pasar dari Oakland, California, AS. Ia memutuskan melakukan aksi demo melawan Trump karena presiden AS yang baru itu berencana mengubah kebijakan Obama mengenai lingkungan.
“Saya mengorganisasi aksi demo karena ingin bergabung dengan wanita melakukan aksi demo melawan Trump. Saya menghabiskan waktu selama sebulan setelah pemilu untuk bersedih karena memikirkan apa kerusakan yang akan dilakukan terhadap bumi. Saya merasa harus melakukan aksi sebagai bagian dari gerakan global," kata Zunas seperti dilansir Independent, Ahad, (21/1).
Para peserta aksi demo, ujarnya, berusia 24 sampai 87 tahun berasal dari enam negara lebih. Ini semua dilakukan demi menjaga bumi. "Kami berharap dalam aksi ini ada penguin sebagai latar belakangnya. Dalam aksi demo ini kami tak membicarakan politik sama sekali," kata Zunas.
Sementara di belahan lain di dunia, tepatnya di Kota London, Inggris ribuan orang melakukan aksi demo melawan Trump. Mereka berkumpul di alun-alun Grosvenor berjalan kaki menuju alun-alun Trafalgar. Para aktris cantik yang melakukan aksi demo melawan Trump di London antara lain Emma Thompson dan Rebecca Hall.
Seperti dilansir BBC, aksi demo melawan Trump tak hanya dilakukan di London. Namun, juga di wilayah-wilayah lain seperti Belfast, Cardiff, Lancaster, Leeds, Liverpool, Manchester, Shipley, dan Edinburgh. Di Washington, ibu kota AS di mana Trump dilantik, ribuan wanita bergabung melakukan aksi demo melawan Trump dengan memakai topi merah jambu.
Sikap dan perkataan Trump selama ini membuat para wanita marah. Trump sering merendahkan wanita, orang Meksiko, dan Muslim. Perkataannya sering menyakiti hati. Ratusan ribu orang membanjiri US Capitol. Organisir aksi demo melawan Trump mengatakan, diperkirakan 200 ribu orang melakukan aksi demo melawan Trump. Namun berdasarkan pengamatan sepertinya lebih dari 200 ribu orang.
Aksi demo melawan Trump merupakan bentuk kemarahan warga AS terhadap Trump. Maka tak mengherankan jika Trump disebut sebagai Presiden AS yang terbelah, sebab memiliki pendukung namun juga punya banyak pembenci.
Dalam demo yang dilakukan di Washington, terdapat aktris cantik Scarlett Johansson. Ia terlihat menggunakan jaket berbulu saat melakukan aksi demo 'Woman March' melawan Trump. "Saya ingin mendukung Trump namun sebelum saya mendukungnya, ia harus mendukung saya dulu. Dukung saudara perempuan saya, dukung ibu saya, dukung para sahabat wanita saya, dukung para laki-laki dan wanita yang berada di sini untuk mendengar kebijakanmu yang akan berdampak pada hidup mereka," kata Johansson.
Salah seorang peserta aksi demo, Bonnie Norton (35 tahun) melakukan aksi demo bersama suaminya dan bayinya. "Kami merasa terganggu dengan apapun yang ingin dilakukan oleh Trump," katanya. Aksi demo melawan Trump tak hanya di Antartika, London, dan Washington. Namun, di berbagai jalan di belahan dunia lain seperti di Sydney, Tokyo, kota-kota di Eropa, dan Asia semua wanita berdemo melawan Trump.