Senin 23 Jan 2017 16:21 WIB

Dokter dan Survailans Yogyakarta Antisipasi Antraks

Rep: Yulianingsih/ Red: Andi Nur Aminah
Lokasi antraks di kulonprogo.
Foto: Republika/Neni Ridarineni
Lokasi antraks di kulonprogo.

REPUBLIKA.CO.ID,Dinkes Yogya Kumpulkan Dokter dan Survailans Guna Anisipasi Antraks

YOGYAKARTA -- Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta dalam waktu dekat akan mengumpulkan seluruh dokter puskesmas dan surveilans kesehatan di setiap kelurahan di Yogyakarta. Hal ini dilakukan untuk mencegah penularan antraks yang diindikasikan sudah menyerang di Kabupaten Sleman dan Kulonprogo.

"Sampai saat ini belum ada laporan kasus antraks di Yogyakarta. Tetapi kita sudah meminta semua dokter dan tenaga kesehatan di Puskesmas untuk waspada," ujar Kasie Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular dan Imunisasi Dinkes Kota Yogyakarta Endang Sri Rahayu, Senin (23/1).

Menurut Endang, pihaknya sudah mengirimkan surat himbauan melalui grup media sosial ke seluruh dokter dan tenaga medis di puskesmas di Kota Yogyakarta. Himbauan tersebut terkait pencegahan dan penanganan antraks. Namun secara resmi, Dinkes setempat baru akan mengeluarkan surat edaran pada pekan ini. Seluruh layanan kesejhatan di Kota Yogyakarta sendiri menurut Endang, siap untuk merawat pasien yang didindikasikan antraks. Rumah sakit rujukan awal yang ditunjuk adalah RS Pratama.

Meski begitu, pihaknya berharap tidak ada kasus antraks di Kota Yogyakarta. Karena dalam sejarah hal tersebut juga belum pernah ditemukan di Kota Yogyakarta. Akan tetapi kesiagaan tetap dilakukan termasuk dengan mengumpulkan para dokter puskesmas dan tenaga surveilans. "Mereka akan kita bekali pengetahuan tentang antraks, penanganan dan pencegahannya," katanya.

Dia mengatakan dari sisi obat ketersediaan di Kota Yogyakarta sangat cukup. Karena pasien antraks terbagi dalam empat type yaitu antraks yang menyerang kulit, saluran pernafasan, pencernaan dan otak. Antraks yang menyerang pernafasan, kulit dan pencernaan lebih banyak kemungkinan untuk bisa disembuhkan dengan pengobatan antibiotik. Namun yang menyerang otak kemudian menjadi meningitis sebagian besar sulit disembuhkan.

Menurutnya, spora dan bakteri antraks bukan hanya diwaspadai di daging saja tetapi juga bisa menyebar melalui rumput, tanaman bahkan udara. Karenanya kata dia, sosialisasi gerakan pola hidup bersih dan sehat (PHBS) menjadi kunci utama dalam pencegahan penyakit antraks ini.

Sementara itu Plt Kepala Dinas Pertanian, Sugeng Darmanto mengatakan, pihaknya gencar melakukan sosialiasasi ke mitra tani terkait kasus antraks tersebut. Menurutnya, daging yang beredar di pasar tradisional di Kota Yogyakarta sebagian besar dipasok dari rumah pemotongan hewan (RPH) Giwangan. Karenanya pihaknya optimis daging tersebut sudah memenuhi syarat kesehatan dan layak dikonsumsi masyarakat.

Meski begitu, pihaknya juga terus melakukan pengawasan terhadap peredaran daging dan hewan ternak yang ada di Kota Yogyakarta terutama yang datang dari daerah yang endemis antraks.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement