REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Ketua Dewan Syuro PKS, Hidayat Nur Wahid mengatakan, semua pihak harus turut serta menjaga dan mengawal Pilkada DKI 2017. Sebab, pemilihan gubernur dan wakil gubernur DKI 2017-2022 ini menjadi indikator dalam mengukur kualitas demokrasi di Indonesia.
"Pilgub ini sangat penting bagi masa depan Indonesia. Jangan sampai demokrasi kita menjadi 'democrazy'," kata dia dalam Rembug Rabuan bersama seluruh Tim Pemenangan Anies-Sandi di kantor DPP PKS, Cilandak, Jakarta Selatan, Selasa (24/1) malam.
Hidayat menjelaskan, demokrasi yang dibangun bisa runtuh seketika akibat kegilaan nafsu sebagian orang yang ingin kemenangan. Mereka akan menghalalkan segala cara untuk memenangkan pasangan calon yang didukung. Cara-cara tersebut, kata dia, akan menghancurkan sendi-sendi demokrasi.
Mantan ketua MPR ini menilai, ada tiga hal yang bisa merusak kualitas Pilkada DKI 2017 dan demokrasi secara umum. Hidayat menyebutnya sebagai tiga teroris demokrasi. Hal itu sangat rawan dan sangat mungkin terjadi dalam Pilkada DKI kali ini.
"Jangan sampai terjadi money politic, manipulasi data dan intimidasi. Pilkada DKI harus bebas dari tiga teroris demokrasi ini," ujar dia.
Hidayat mengatakan, acara Rembug Rabuan pasangan Anies-Sandi digagas salah satunya untuk mengantisipasi hal tersebut. Mereka tak ingin kualitas demokrasi dirusak oleh segelintir orang yang menggunakan cara-cara jahat demi kemenangan.
Rembug Rabuan, kata dia, juga menyerap aspirasi dari masyarakat yang didapat tim pemenangan di level RT/RW. "Ini program serius untuk meningkatkan kualitas demokrasi kita," ujar dia.