REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Usaha Milik Negara (BUMN) diharapkan bisa lebih banyak melakukan investasi guna meningkatkan perekonomian dalam negeri. Pemerintah mendorong agar pertumbuhan ekonomi bisa lebih terus menanjak, salah satunya diharapkan dari perkembangan bisnis BUMN.
"BUMN harus berani. Berani apa? Kalau saya, meningkatkan target investasi," kata Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam pengarahan Executive Leadership Program (ELP) di Istana Presiden, Rabu (25/1).
Jokowi mendapatkan catatan investasi pada 2016 telah mencapai Rp 285 triliun. Pada tahun ini, ditargetkan ada pertumbuhan investasi mencapai Rp 450 triliun, dan 2018 sebesar Rp 700 triliun.
Untuk menjaga agar target investasi tersebut terealisasi dan memberikan dampak positif, Jokowi menekankan agar perusahaan BUMN bisa mengantisipasi perubahan-perubahan yang sangat cepat dengan cara yang tidak linier. Perusahaan BUMN harus bisa melakukan kreasi sehingga pekerjaan yang selama ini dilakukan tidak dijalankan dengan rutinitas yang sama dan monoton, apalagi tetap senang berada di zona nyaman.
"Kalau masih menggunakan cara ini, ya habislah kita kalau seperti itu," paparnya.
Apalagi, perusahaan BUMN yang merupakan entitas bisnis harusnya bisa lebih mudah dan cepat mengikuti perkembangan zaman. Salah satu yang harus dimanfaatkan adalah penggunaan teknologi dan dunia digital. Cara ini bisa dimanfaatkan guna memberikan pelayanan atas bisnis uang dilakukan. Jika tidak cepat dan segera dalam memberikan layanan prima, maka perusahaan tersebut akan diputuskan dan ditinggal oleh mitra kerja.
Jokowi sangat kagum dengan kemahiran perusahaan Alibaba dari Cina dengan teknologi yang mereka pakai. Ketika Jokowi melihat perkembangan bisnis di perusahaan tersebut, dia merasa Indonesia sangat tertinggal jauh.