REPUBLIKA.CO.ID, MELBOURNE -- Fotografer Steven Pearce membutuhkan 67 hari, 12 ribu foto dan perjuangan naik ke puncak pohon untuk mendapatkan foto utuh dari tanaman berbunga tertinggi di dunia, Regnans eucalyptus asal Tasmania, yang ia kejar.
Wilayah Styx Valley, di luar kota Maydena, sekitar 100 kilometer di barat daya Hobart, seringkali lembab, dingin dan berkabut. Tapi wilayah ini juga menjadi tuan rumah bagi tanaman berbunga tertinggi di dunia dan salah satu pohon tertinggi di dunia, Regnans eucalyptus yang sering disebut abu gunung atau pohon karet rawa.
Pohon karet yang menjulang tinggi ini diperkirakan tumbuh hingga 100 meter atau lebih. Sementara pohon tertinggi yang masih hidup tercatat berada di Tasmania dengan ketinggian 99,6 meter.
Berpotensi jadi pohon tertinggi di dunia
Memotret pohon-pohon ini untuk menunjukkan keseluruhan tinggi mereka sangatlah sulit, tapi ini adalah apa yang dikehendaki Pearce. "Ini adalah proses yang sangat sulit yang melibatkan banyak aksi memanjat pohon, menjangkau puncak pohon-pohon ini," katanya kepada Louise Saunders dari ABC Radio Hobart.
Pearce dan timnya disewa oleh kelompok ‘Australian Geographic’ untuk memotret profil keseluruhan dari salah satu pohon raksasa ini sebagai bagian dari ‘The Tree Projects’, yang bertujuan untuk menampilkan beberapa pohon terbesar, tertinggi dan paling tak lazim di dunia. Pearce mengatakan, ia melihat, upaya untuk ambil bagian dalam proyek ini adalah cara untuk menghadirkan kembali diskusi seputar pohon-pohon di Styx Valley.
"Saya ingin memulai babak baru dari pohon-pohon tinggi di Tasmania. Pohon-pohon tinggi di Tasmania terlalu lama terbelah antara kelompok aktivis lingkungan, penebang dan para politikus. Masing-masing dari tanaman Regnans eucalyptus ini memiliki potensi untuk tumbuh menjadi pohon tertinggi di dunia," sebutnya.
Ia mengungkapkan, "Pohon tertinggi di dunia lainnya, yakni ‘redwood’ Kalifornia, membutuhkan waktu ribuan tahun untuk tumbuh setinggi ini sedangkan eukaliptus kami bisa tumbuh setinggi itu dalam 300 tahun." Untuk mendapatkan foto profil pohon secara keseluruhan, Pearce dan timnya memasang satu kamera bergerak di antara dua pohon yang bisa naik dan turun untuk memotret seluruh pohon.
Butuh banyak kesabaran untuk mendapatkan foto yang dibutuhkan dan tim ini menghabiskan 67 hari di wilayah Styx Valley. "Setengah jam durasi cuaca di Styx Valley -ya begitulah, tak ada yang benar-benar bertahan lama di sana," kata Pearce.
"Kami punya semua 12.000 foto dari sekitar 12 pagi dan hanya empat hari yang terwakili dalam seleksi foto akhir. Bagi saya, sungguh layak untuk berada di Styx Valley selama itu,” ungkap Pearce.
Foto final dari proyek ini adalah gabungan dari 87 gambar dan dipamerkan di Museum dan Galeri Seni Tasmania hingga 19 Maret 2017.
Diterbitkan Pukul 10:00 AEST 25 Januari 2017 oleh Nurina Savitri. Simak berita ini dalam bahasa Inggris.