REPUBLIKA.CO.ID, JAKRTA -- Tina Talisa mengakui adanya tantangan saat dipercaya memoderatori debat kandidat kedua antara cagub-cawagub yang akan berkontestasi di Pilgub DKI Jakarta 2017. Itu tak lain karena untuk pertama kalinya, debat kandidat dimoderatori oleh dua orang yakni dirinya dan Eko Prasojo.
"Ada tantangan, ya tentu. Karena saya dan Prof. Eko (Prasojo) bukan pasangan siaran dan punya latar belakang berbeda. Apakah Prof. Eko public speaker yang hebat? Saya rasa iya, karena dia dosen," kata Mojang Jawa Barat 2003 itu di Jalan Metro Pondok Indah nomor 29, Jakarta Selatan, Kamis (26/1).
Maka dari itu, lulusan Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Padjadjaran tersebut mengaku terus melakukan koordinasi dengan Eko Prasojo. Koordinasi yang dilakukan kebanyakan mengenai hal-hal teknis. Itu tak lain karena Eko Prasojo meskipun sudah terbiasa menjadi pembicara di depan publik, tapi jarang tampil di depan kamera.
"Misalnya saya sampaikan kepada Prof Eko, salah satu yang sering kali membuat tidak nyaman adalah lighting (pencahayaan panggung). Hal lain yang bisa membuat kurang nyaman adalah alat konunikasi yang digunakan di telinga untuk koordinasi dengan panel," terang Tina.
(Baca juga: Tina Talisa tak akan Tiru Gaya Ira Koesno)
Finalis Puteri Indonesia 2003 itu menmbahkan, permasalahan lain yang terus dikoordinasikan adalah terkait penyusunan pertanyaan dengan kalimat yang efektif. Sehingga, pertanyaan itu bisa dipahami bukan hanya oleh pasangan calon, tapi juga oleh audiens.
"Jangan sampai ada pertanyaan yang seperti obrolan lokal. Ibaratnya hanya dipahamin oleh pasangan calon, tapi tidak dipahami oleh publik secara keseluruhan," ucap Tina.
Keduanya juga terus belajar menyusun pertanyaan yang tidak terlalu panjang. Sebab, durasi waktu yang tersedia dalam debat tersebut sangat terbatas. Maka dari itu, perlu dihindari improvisasi yang bisa mengakibatkan pembahasan debat menjadi melebar.
"Waktu kan untuk paslon. Mederatos kan menyampaikan pertanyaan, paslon lah yang menyampaikan gagasan," kata Tina.