REPUBLIKA.CO.ID, QUEBEC -- Penembakan terjadi di sebuah masjid di Sante Foy, Quebec, Kanada, Ahad (29/1) malam. Saat serangan terjadi, puluhan orang tengah melakukan ibadah shalat Isya.
Menurut keterangan dari kepala Pusat Islam Quebec, Mohamed Yangui, lima orang tewas akibat penembakan. Namun, hingga saat ini polisi setempat belum memberi keterangan terkait jumlah korban dalam kejadian itu, baik yang tewas maupun terluka.
Polisi Quebec mengatakan dua orang ditangkap karena diduga terlibat dalam penembakan. Seorang saksi mengatakan bahwa ada tiga orang bersenjata melakukan serangan dengan memasuki masjid tersebut.
Salah satu tersangka diduga merupakan pria berusia 27 tahun. Ia memegang senapan otomatis dengan jenis AK-47 di tangannya saat melakukan penembakan.
Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau menyampaikan rasa prihatin terhadap penembakan tersebut. Ia turut berduka cita atas seluruh korban dan mengutuk serangan tersebut.
"Malam ini, Kanada berduka untuk mereka yang tewas dalam sebuah serangan dari pelaku yang merupakan pengecut di masjid Quebec," ujar Trudeau melalui akun Twitter, dilansir BBC, Senin (30/1).
Menurut Yangui, kejadian ini diduga bermotif kebencian terhadap Muslim. Pada Juni 2016 lalu, seseorang pernah mengirimkan daging babi ke masjid tersebut yang merupakan makanan haram bagi umat Islam.
"Ini adalah tindakan yang sangat barbar dan serangan yang menyakiti umat Muslim juga pernah terjadi di masjid ini oleh mereka yang tak bertanggung jawab," jawab Yangui.