REPUBLIKA.CO.ID,MATARAM -- Gubernur NTB Tuan Guru Haji (TGH) Muhammad Zainul Majdi mengimbau warga NTB untuk menempuh jalur resmi dalam pengurusan menjadi tenaga kerja Indonesia (TKI) di luar negeri. Dia menilai, penggunaan jalur yang tidak sesuai prosedur memiliki risiko tinggi bagi para TKI itu sendiri.
Zainul mengaku sudah mendapat laporan mengenai warganya yang menjadi korban dalam kecelakaan kapal di Johor, Malaysia. "Saya dapat laporan dari kepala dinas katanya itu TKI ilegal, jadi pesan saya jangan ilegal," ujarnya di Mataram, NTB, Senin (31/1).
Ia menjelaskan, Pemprov NTB telah menyediakan sarana dan prasarana bagi para warga NTB yang hendak bekerja di luar negeri seperti layanan terpadu satu pintu (LTSP) yang rencananya juga akan didirikan di enam kabupaten di NTB. "Masalah ilegal itu, TKI //kan warga kita yang keluar negeri, kita sudah siapkan, fasilitasi, sarana untuk persiapkan diri dengan baik," lanjutnya.
Pria yang juga dikenal dengan Tuan Guru Bajang (TGB) menilai, hal ini tak lepas dari masih tergiurnya warga atas pengaruh yang dilakukan oknum-oknum jasa pengiriman TKI ke luar negeri dengan iming-iming gaji besar dan biaya yang yang lebih rendah dibanding jalur resmi. "Menurut saya, bergantung juga dari masyarakat, sudah tingalkan yang ilegal-ilegal, gunakanlah prosedur yang baik," katanya menambahkan.
Sebelumnya, Tim Disaser Victim Identification RS Bhayangkara Polda Kepri berhasil mengidentifikasi tiga dari 18 jenazah warga negera Indonesia korban kapal tenggelam yang ditemukan sejak Jumat (27/1) di perairan Batam dan Bintan. "Yang sudah teridentifikasi semuanya laki-laki," kata Kapolda Kepri Irjen Pol Sam Budigusdian di RS Bhayangkara Polda Kepri Batam, Ahad (30/1).
Tiga jenazah yang teridentifikasi adalah label 001 atas nama Zakarias laki-laki asal Nusa Tenggara Timur. Dasar identifikasi adalah data dental, rekam medis dan properti yang dikenali istri korban Yuliana. Selanjutnya jenazah label 003 dikenali sebagai Samsuri laki-laki, asal Sambijajar, Tulungagung Jawa Timur. Dasar identifikasi dari data dental, sidik jari jenazah, properti dan rekam jejak medis. Jenazah Samsuri dikenali oleh Iis saudara korban dan Solihin perangkat desa asal korban setempat.
Terakhir adalah jenazah kode 013 dikenali atas nama Muhlip laki-laki asal Kampung Wijen Klebu, Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat. Korban dikenali dari data medis dan properti yang dikenakan saat ditemukan oleh Wenda selaku kakak korban.
Sam mengatakan pihaknya masih berkoordinasi dengan BP3TKI Tanjungpinang untuk proses penyerahan jenazah ke pihak keluarga untuk dimakamkan. "Kami masih berkoordinasi untuk jadwal pasti penyerahan dan pemulangaan jenazah yang sudah teridentifikasi tersebut," kata Sam.
Dengan teridentifikasinya tiga jenazah tersebut, maka masih ada 15 jenazah korban kecelakaan kapal di Johor, Malaysia pada 23 Januari yang ditemukan di Perairan Bintan dan Batam belum diketahui identitasnya. "Info terkhir yang di Johor delapan teridentifikasi. Jadi jumlah korban teridentifikasi menjadi 11 jenazah," kata dia.
Polda Kepri juga mendirikan Posko Ante Mortem di RS Bhayangkara untuk mengumpulkan data keluarga korban guna mempermudah proses identifikasi jenazah-jenazah tersebut.