REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Paguyuban Seni Tiyang Biasa (Pastibisa) yang merupakan bentukan Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP) Lapsustik Kelas II A Yogyakarta menggelar pameran senin 'Made in Prison' hari ini, Kamis (2/2) hingga Sabtu (4/2) mendatang bertempat di Lapas Narkotika Yogyakarta.
Bentuk kegiatan yang akan dilaksanakan berupa pameran karya seni instalasi, lukisan, sablon, patung (instalasi), workshop cukil, melukis diatas kanvas sepanjang 30 meter, dan pertunjukan musik Hadroh At-Taibun. Pada kegiatan ini pengunjung pameran juga mempunyai kesempatan mengikuti kegiatan sarasehan 'Seni Penjara' oleh Antropolog Universitas Padjajaran, Dr Inang Winarso dan Daniel Indra Kusuma.
"Acara nanti merupakan bukti banyaknya agenda dan program positif serta membangun yang dilangsungkan di Lapas sebagai wadah aktivitas dan kreativitas seni dengan segala keterbatasan yang ada," ujar Kepala Lembaga Pemasyarakatan Narkotika Klas II A Yogyakarta, Erwedi Supriyatno, dalam siaran pers yang diterima Republika, Rabu (1/2).
Pastibisa merupakan wadah atau ruang bagi penyaluran aktivitas dan kreativitas WBP di Lapas. Paguyuban yang berawal dari sebuah gagasan yang lahir dari beberapa teman WBP di lingkungan unit kegiatan bimbingan kerja yang mencari solusi bagaimana caranya menyalurkan energi kreativitas WBP dengan segala keterbatasan sarana dan prasarana. Harapannya, karya seni seniman yang di acara pameran 'Made in Prison' nanti bisa dinikmati oleh masyarakat umum.