REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Kantor Staf Presiden Teten Masduki membantah pihak Istana mengarahkan massa mahasiswa aksi demonstrasi ke kediaman pribadi mantan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) di Kuningan, Jakarta. Menyusul aksi demonstrasi tersebut, SBY pun meminta keadilan kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Teten menjelaskan dirinya memang menghadiri pembukaan Jambore Nasional dan Silaturahmi Mahasiswa Indonesia yang diikuti sekitar 2500 mahasiswa dari lebih dari 400 perguruan tinggi di seluruh Indonesia di Bumi Perkemahan Cibubur, Ahad (5/2) kemarin. Kendati demikian, ia membantah telah mengarahkan massa mahasiswa untuk melakukan demonstrasi.
"Enggak ada. Itu saya juga hadir di acara itu pagi dan saya minta untuk menyampaikan beberapa kemajuan dalam dua tahun pemerintahan," jelas Teten di kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (6/2).
(Baca juga: Teten Minta SBY tak Perlu Khawatir)
Dalam acara dialog tersebut, ia menyampaikan hasil pembangunan selama dua tahun dan para mahasiswa turut menyoroti masalah kebijakan pemerintahan, seperti masalah kebijakan mengenai dana desa, upaya pemberantasan korupsi, HAM, dll.
"Ya biasa yang dimasalahkan mahasiswa ketika dialog itu banyak mengenai dana desa, pemberantasan korupsi, HAM, agraria dsb. Dialog gitu aja," jelas dia.
Karena itu, ia meminta mahasiswa untuk turut mengawasi anggaran-anggaran tersebut di desa sehingga perencanaan pembangunan desa lebih transparan dan dapat dipertanggungjawabkan.
Teten pun menegaskan, kehadiran dirinya dalam acara itu karena adanya undangan dan merupakan perwakilan dari pemerintah, bukan untuk memobilisasi para mahasiswa agar melakukan aksi demonstrasi.
"Tidak ada provokasi-provokasi. Itu kan terbuka, pertemuan mahasiswanya seribu lebih. Siapa yang berani memprovokasi di depan umum segede gitu? Kan pidana," tegas dia.
Lebih lanjut, Teten menyampaikan dalam acara tersebut juga dibahas mengenai keutuhan NKRI. Sebab itu, ia mengatakan perlunya mempertahankan nilai-nilai toleransi.