REPUBLIKA.CO.ID, AMBON -- Sekretaris Dewan Kehormatan PWI Pusat, Wina Armada Sukardi mengingatkan pentingnya keakuratan berita. Hal itu diungkapkan saat menghadiri diskusi publik memperingati Hari Pers Nasional di Ambon, Selasa (7/2).
Ia menegaskan, keakuratan berita yang disampaikan kepada publik, bagi seorang jurnalis, harus lebih penting daripada kecepatan. Menurut Wina, pers Indonesia tidak dapat dipisahkan dari perjuangan memperoleh kemerdekaan Indonesia, sehingga selain tanggung jawab teknis profesional, ada tanggung jawab kebangsaan.
"Oleh karena itu, pers Indonesia harus menjadi bagian dari pers yang membawa pencerahan, termasuk pers Maluku," kata Wina di diskusi bertajuk Pers Maluku Sebagai Penjaga Perdamaian dan Pendorong Pembangunan, Selasa (7/2).
Wina menjelaskan, sebagai negara kepulauan, strategi membangun pers digital ke depan perlu menjadi prioritas di Maluku. Walaupun, lanjut Wina, tidak semua media digital termasuk kategori pers, karena cuma mereka yang tunduk UU Pers dan Kode Etik Jurnalistik yang masuk kategori pers.
Senada, Dirjen Informasi dan Komunikasi Publik Niken Widiastuti menegaskan, saat ini pers harus lebih cermat dan berperan mengurangi berita hoax atau berita bohong. Akibat banyaknya berita bohong, kata dia, sering terjadi gejolak sosial dan bentrok horizontal.
"Maka, pers harus menjunjung tinggi prinsip-prinsip pers sebagai penjaga kebenaran dan demokrasi," ujar Niken.
Niken menambahkan, sebagai pilar keempat pers memiliki pengaruh yang sangat besar, sekalipun ada media sosial tapi kepercayaan pengaruh pers arus utama tetap besar. Menurut Niken, justru dalam perkembangan seperti sekarang profesionalisme pers semakin dibutuhkan.