Jumat 10 Feb 2017 19:17 WIB

Awal Mula Berdirinya The Lost World Castle

Rep: Rizma Riyandi/ Red: Winda Destiana Putri
The Lost World Castle
Foto: Infowisata
The Lost World Castle

REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN – Polemik The Lost World Castle terus berlangsung. Banyak pihak muncul menanggapi perkara ini. Mulai dari yang kontra, pro, hingga abstain. Namun demikian, kemunculan bangunan terlarang di atas kawasan rawan bencana (KRB) III itu belum diungkap sepenuhnya.

Berdasarkan pengakuan pemilik The Lost World Castle, Ayung, pembangunan di atas lahan seluas 1,2 hektar itu dimulai pada 2013. "Awalnya saya datang ke sini, lalu lihat pemandangan disini bagus. Akhirnya memutuskan untuk bangun The Lost world Castle," ujarnya pada Republika belum lama ini.

Sejak semula pria berwajah oriental itu sudah memahami bahwa KRB III Merapi merupakan kawasan yang berbahaya. Ia juga tahu bahwa pendirian bangunan permanen di area tersebut sudah tidak diperbolehkan.

"Tapi ini untuk wisata. Bukan untuk hunian," kilahnya. Maka itu, ia tetap melanjutkan proyek pembangunan objek wisata tersebut. Seiring berjalannya waktu, Ayung pun melihat potensi wisata yang sangat besar di Dusun Petung, sekitar The Lost World Castle. 

Kemudian ia pun mengajak warga untuk bersama-sama membangun area wisata di padukuhan yang sudah luluh lantah akibat erupsi 2010. Ayung berpendapat, dengan bergelut di sektor wisata, masyarakat tidak perlu lagi bekerja sebagai penambang pasir yang pada dasarnya juga dilarang di kawasan resapan air Lereng Merapi. 

Hampir setengah warga Petung tertarik dengan tawaran Ayung. Bahkan mereka yang mempunyai cukup uang rela menanam saham Rp 1 juta per lembar untuk pengembangan area wisata yang dinamai The Lost World itu.

Kini pembangunan The Lost World pun telah selesai sekitar 50 persen, meliputi gapura pintu masuk dan Stonehank. Salah satu penanam modal The Lost World, Ahmad Syauqani  (40) mengatakan, ke depannya wahana wisata di area tersebut akan ditambah lagi, yaitu peternakan sapi, panggung hiburan, dan taman bunga.

"Dana yang kami kumpulkan sampai saat ini baru mencapai sekitar Rp 250 sampai Rp 300 juta. Jadi baru bisa bikin gapura dan stonehank. Kalau castle sendiri itu punya Pak Ayung. Ya sejak awal dibangun pakai dana Pak Ayung sendiri," ungkap pria yang sudah menanam saham sebanyak 20 lembar itu.

Meski demikian, para penanam modal yang jumlahnya sekitar 50 orang tetap tidak setuju jika The Lost World Castle harus ditutup. Karena mereka beranggapan, penutupan bangunan milik Ayung itu akan berdampak pada penutupan wahana The Lost World secara keseluruhan.

"Ya kalau mau ditutup, tutup saja semuanya (Objek wisata lain di Lereng Merapi)," ujar Kepala Dusun Petung, Pairin. Adapun objek wisata yang dimaksud Pairin selain the Lost World Castle di antaranya Kawasan Wisata Kaliurang, Museum Gunung Merapi, jalur volcano jeep, dan Patilasan Mbah Maridjan. 

 

 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement