REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Harian Badan Olahraga Profesional Indonesia (BOPI), Haryo Yuniarto, menilai pemeriksaan khusus terkait kerentanan atlet terhadap penyakit tertentu diperlukan untuk mencegah musibah meninggalnya olahragawan profesional.
"Diperlukan pemeriksaan kesehatan rutin serta pemeriksaan khusus menyangkut kerentanan atlet tersebut terhadap penyakit tertentu. Sebenarnya BOPI ingin memfasilitasi pemeriksaan kesehatan itu bagi klub, namun butuh dana yang besar untuk melakukannya," ujar Haryo Yuniarto seperti dikutip Antara.
Haryo menanggapi kasus penyerang Pelita Bandung Raya asal Mali, Abdulaye Sekou Camara, yang meninggal dunia diduga akibat serangan jantung.
BOPI sebelumnya pernah memfasilitasi kesehatan itu bagi klub pada tahun 2009-2010 menyangkut kadar APOE 4 (ketahanan daya pukul di kepala) dengan menggandeng fakultas kodokteran UI.
"Itu biayanya cukup besar. Kita menargetkan 80 petinju, kita dapat sekitar 67-68 petinju yang diperiksa. Itu biayanya sekitar Rp 300 juta," kata dia.
Dengan pemeriksaan kadar APOE 4 bagi petinju, maka akan terlihat apakah dia mampu atau tidak terkait ketahanan daya pukul di kepala serta apakah punya penyakit tertentu atau tidak.
"Jadi, kalau memang dia tidak mampu dan juga ketahuan mempunyai penyakit tertentu, maka kita alihkan itu. Jadi, beberapa petinju kita larang untuk bertanding dan kita suruh pindah pada cabang olahraga atau pekerjaan yang lain," ujar dia.