REPUBLIKA.CO.ID, PALEMBANG -- Tak mudah bagi Uganda mendatangkan tiga orang atletnya ke Indonesia untuk mengikuti perhelatan Islamic Solidarity Games (ISG) III di Palembang, 22 September-1 Oktober 2013.
Biaya yang mahal menjadi kendala utama karena masing-masing atlet membutuhkan Rp 30 juta untuk tiket pulang-pergi dari Entebe (Ibu Kota Uganda) ke Palembang. Hal ini disampaikan oleh Ketua Kontingen Uganda (Chef De Mission) Sadik Zaid Nasiwu yang dijumpai di Arena Voli Pantai Jakabaring, Jumat (27/9).
Menurut dia, perjalanan yang dilalui juga terbilang berat karena membutuhkan waktu sekitar 30 jam dengan dua kali transit yakni di Dubai dan Jakarta.
"Tentunya Uganda ingin membawa banyak atlet ke Palembang, tapi biaya yang mahal menjadi salah satu penghalang," kata Sadik.
Karena itu, negara yang terletak di Afrika Timur ini hanya berpartisipasi dalam dua cabang olah raga yakni dengan mengirimkan satu tim putra voli pantai terdiri atas dua orang atlet, dan seorang pelari nomor 100 meter putri.
"Target tidak ada, hanya ingin berpartisipasi saja di ISG. Tapi, pada edisi berikutnya, kemungkinan besar sudah menyiapkan sebuah tim dengan belasan atlet," ujar Sadik.
Sadik yang tercatat sebagai mantan atlet voli indoor nasional Uganda ini mengatakan sangat terkesan dengan keterbukaan masyarakat Indonesia khususnya warga Palembang dalam menyambut para tamu negara.
"Penduduk Palembang murah senyum dan sangat "welcome", saya merasa nyaman di sini meskipun secara sosial budaya jauh berbeda dengan Uganda," ucapnya.
Uganda hanya memiliki warga muslim sekitar 15 persen dari total penduduk yang berjumlah sekitar 30 juta orang, sementara Indonesia merupakan negara muslim terbesar di dunia.
Selain itu, secara ekonomi ia menilai Indonesia jauh lebih baik dari Uganda, mengingat masih berjuang keras untuk beralih dari negara miskin ke negara berkembang.
"Kehidupan sosial ekonomi di Indonesia lebih baik dari Uganda. Seperti diketahui, negara kami baru menyelesaikan konflik dalam negeri dan masuk dalam golongan negara miskin yang bertumpu pada sektor pertanian. Tapi, saat ini kondisi sudah lebih baik dan tidak ada lagi pemberontakan," katanya.
Perhelatan ISG III sendiri telah dibuka secara resmi oleh Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono di Stadion Gelora Sriwijaya Jakabaring, Minggu (22/9), dengan diikuti 46 negara terdiri atas 1.677 orang atlet dan 599 orang ofisial.
Ke-46 negara itu, yakni Aljazair, Azerbaijan, Brunei Darussalam, Mesir, Guyana, Indonesia, Iran, Iraq, Kuwait, Libya, Maladewa, Maroko, Oman, Pakistan, Palestina, Qatar, Saudi Arabia, Sudan, Suriah, Tajikistan, Turkmenistan, Turki, Uni Emirat Arab (UEA).
Kemudian, Uganda, Yaman, Guinea, Mauritania, Gambia, Nigeria, Yordania, Togo, Pantai Gading, Senegal, Kamerun, Monzambik, Libanon, Tunisia, Somalia, Bahrain, Jibuti, Bangladesh, Chad, Komoro, Sierra Lione, dan Mali.