Rabu 09 Oct 2013 06:40 WIB

Pendanaan Pelatnas SEA Games Menuai Kendala

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Didi Purwadi
SEA Games 2013 Myanmar
SEA Games 2013 Myanmar

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Keterlambatan uang saku atlet pemusatan latihan nasional (pelatnas) telah menjadi polemik sejak awal tahun ini karena terbentur dengan kebijakan baru pemerintah dalam pengajuan anggaran.

Setelah tertunda selama beberapa bulan, uang saku periode Juli dan Agustus akhirnya telah diberikan kepada atlet pada awal Oktober ini. Sedangkan, uang saku periode September dipastikan akan dicairkan pada pertengahan Oktober.

Ketua Umum Satuan Pelaksana Indonesia Emas (Satlak Prima), Surya Dharma, mengakui adanya keterlambatan pembayaran uang saku atlet pelatnas karena melesetnya rancangan anggaran dari Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora).

Sejak awal Satlak Prima hanya mendapatkan dana sebesar Rp 250 miliar untuk membiayai pelatnas di tujuh multievent, termasuk SEA Games XXVII Myanmar pada Desember mendatang. Padahal, pada 2011 lalu, anggaran yang diterima oleh Satlak Prima untuk pelatnas SEA Games saja berkisar Rp 400 miliar. 

“Kami berharap di tengah tahun ada penambahan anggaran, tapi ternyata pemerintah pusat melakukan pemotongan anggaran kepada seluruh kementerian sebesar 15 persen,” ujar Surya.

Pemotongan anggaran tersebut berimbas kepada persiapan atlet pelatnas di tujuh multievent yang puncaknya ada di SEA Games.

Agar bisa menjalankan semua program sesuai dengan rancangan, Satlak Prima terpaksa melakukan pergeseran dana dan efisiensi. Salah satunya yakni memberhentikan pengajuan try out atau training camp per 12 September lalu.

Akibatnya, beberapa cabang olahraga yang baru mengajukan permohonan try out pada Oktober ini terpaksa harus mengurungkan niatnya. Salah satunya yakni tim nasional basket putra yang mengalami kendala untuk melakukan uji coba terakhir sebelum terjun di SEA Games 2013 Myanmar pada Desember mendatang.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement