REPUBLIKA.CO.ID, NAYPYITAW -- Cabang loncat indah nomor sinkronisasi papan tiga meter putra dan putri Indonesia gagal mengatasi dominasi Malaysia dan harus puas dengan medali perak serta perunggu SEA Games 2013 Myanmar di Komplek Olahraga Wunna Theidi Naypyitaw, Jumat.
Meski sudah mengeluarkan kemampuan terbaik mereka, pasangan Indah Eka Purnama/Dewi Setyaningsih harus puas berada di peringkat kedua untuk meraih medali perak setelah mengumpulkan nilai 249,90 dari lima kali kesempatan melompat.
Medali emas diraih pasangan Malaysia Yan Yee Ng/Jun Hoon Cheong yang mengumpulkan total nilai 293,70.
Sementara rekan putra mereka pasangan Akhmad Sukran Jamjami/Adityo Restu Putra yang lebih dulu bertanding, hanya meraih perunggu setelah mengumpulkan total nilai 334,62.
Malaysia berhasil mengawinkan medali emas karena tim putra mereka Ooi Tze Liang/Ahmad Amsyar Zamzami juga tampil gemilang dengan mengumpulkan total nilai 373,33, mengungguli pasangan Singapura Timothy Han Kuan/Mark Han Ming (336,45).
Sejak awal pertandingan, Indah/Dewi tampak memberikan perlawanan ketat, namun pasangan Malaysia tersebut yang tampil dengan tingkat kesulitan tiga dalam tiga lompatan terakhir, mampu tampil nyaris tanpa catat untuk mengumpulkan nilai tertinggi.
Indah Eka yang ditemui usai pertandingan mengakui bahwa ia dan Setyaningsih sudah mengeluarkan seluruh kemampuan mereka untuk mengimbangi pasangan Malaysia tersebut.
"Kita dari awal sudah mengetahui bahwa tim Malaysia sulit dikalahkan, dan medali perak adalah hasil maksimal yang bisa kami raih," kata Indah.
Untuk mengalahkan pasangan Malaysia tersebut di kompetisi berikutnya, Indonesia menurut Indah tidak punya pilihan lain kecuali meningkatkan kualitas latihan yang ditunjang dengan fasilitas yang memadai.
"Selama ini kita latihan di kolam renang Senayan Jakarta yang tidak tertutup, jadi kalau ada hujan dan petir, kita berhenti latihan dan dilanjutkan lagi jika cuaca sudah membaik," kata Indah yang disambut senyum rekannya Setyaningsih.
Hal senada juga disampaikan oleh pelatih Harly Ramayani, mantan atlet loncat indah yang sudah belasan tahun berkecimpung sebagai pelatih.
"Sebagai perbandingan, Malaysia ditangani oleh tiga orang pelatih asal China dan berbulan-bulan berlatih di Guangzhou, sementara atlet Indonesia hanya berlatih selama 12 hari disana," kata Harly.
Harly juga menyampaikan keluh kesahnya dengan kurangnya dukungan fasilitas selama latihan karena fasilitas yang ada di Senayan sama sekali tidak memadai.
"Ini adalah SEA Games terberat yang pernah saya alami menyangkut dukungan fasilitas latihan yang tidak memadai. Tapi saya bersyukur karena anak-anak tetap berjuang maksimal," katanya.
Cabang loncat indah akan mempertandingkan dua nomor terakhir pada Sabtu (21/12), yaitu sinkronisasi papan 10 meter putra dan putri.
Indonesia akan menurunkan pasangan Aditya Restu Putra/Adriyan serta pasangan Dewi Setyaningsih/Yasmin Linadini.
"Saya berharap target emas dapat tercapai pada pertandingan terakhir, terutama melalui pasangan Aditya dan Adriyan," kata Harly menambahkan.