Rabu 03 Jun 2015 23:20 WIB

Prestasi Olah Raga Indonesia Melorot, Ini Sikap DPD

Rep: C72/ Red: M Akbar
Pebulutangkis tunggal putra Indonesia Tommy Sugiarto berhasil mengalahkan pebulutangkis Cina Lin Dan pada turnamen bulutangkis BCA Indonesia Open Superseries Premier 2015 di Istora Senayan, Jakarta, Selasa (2/6). (Republika/Edwi Dwi Putranto)
Pebulutangkis tunggal putra Indonesia Tommy Sugiarto berhasil mengalahkan pebulutangkis Cina Lin Dan pada turnamen bulutangkis BCA Indonesia Open Superseries Premier 2015 di Istora Senayan, Jakarta, Selasa (2/6). (Republika/Edwi Dwi Putranto)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA-- Anggota Komite III Dewan Perwakilan Daerah (DPD) Republik Indonesia (RI) Habib H. Said Ismail mengatakan saat ini prestasi olah raga Indonesia kurang optimal. Oleh karena itu, DPD RI akan melakukan tindak lanjut untuk mengatasi persoalan itu.

“Dulu bulutangkis adalah olah raga andalan Indonesia. Namun, kini prestasi bulu tangkis kita kurang memuaskan,” katanya dalam dialog kenegaraan bertema “Arah Sepak Bola Kita Hendak Kemana” di coffe corner Dewan Perwakilan Daerah (DPD) Republik Indonesia (RI), Rabu (3/6).

Menurutnya, hal ini pasti dikarenakan terdapat pengelolaan yang tidak beres di bidang olah raga. Oleh karena itu, lanjut dia, DPD RI akan menanyakan kepada pemerintah terkait program-program yang akan dilakukan untuk mendongkrak prestasi seluruh bidang olah raga.

Ia mengatakan, koordinasi itu akan dilakukan melalui rapat dengan pendapat (RDP). “RDP akan digelar secara terbuka, agar transparan,” ujar dia.

Habib menilai, antusiasme masyarakat terhadap olah raga cukup tinggi. Hal inilah yang memotivasinya untuk melakukan perbaikan terhadap olah raga di Indonesia. ia mencontohkan, salah satu masyarakat yang memiliki antusiasme yang cukup tinggi adalah masyarakat di Papua.

“Masyarakat Papua sangat antusias dengan sepak bola,” ucapnya. Menurut Habib, saat terdapat pertandingan sepak bola, jalan-jalan di Manokwari langsung sepi. Karena, masyarakatnya lebih memilih untuk menonton pertandingan melalui televisi.

Namun, sayangnya antusiasme masyarakat itu tidak difasilitasi oleh pemerintah. Ia menyadari bahwa tim-tim  sepak bola Indonesia masih mengalami kesulitan pembiayaan. Bahkan, tim juga kesulitan untuk mendapat dana dari anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) dan anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD).

Hal ini  diperparah dengan minimnya alokasi APBN perubahan (APBNP) yang digunakan untuk memajukan seluruh olah raga Indonesia. jika memang pemerintah kurang serius dalam menangani olah raga seperti sepak bola, ia bahkan mendorong Asosiasi Pemain Profesional Indonesia (APPI)  untuk mengadakan kompetisi.

“APPI bisa mengerhkan seluruh tim, pelatih dan pemain untuk mengadakan kompetisi sendiri,” ujarnya. 

 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement