REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kontingen Indonesia gagal mencapai target yang di tetapkan Satuan Pelaksana Program Indonesia Emas (Satlak Prima) di SEA Games Singapura 2015. Sebelumnya Satlak Prima menargetkan kontingen Indonesia bisa menjadi runner up.
Namun kenyataannya, dari hasil pertandingan pada hari terakhir perhelatan kejuaraan dua tahunan itu, Indonesia hanya bisa menempati peringkat kelima tabel raihan medali.
"Satlak Prima seharusnya lebih reallistis, lihat peringkat lima itu jauh sekali. Jelas ini prihatin, melihat sejarah kita biasa juara bukan saja saat jadi tuan rumah tetapi juga di negri tetangga. Dulu kita mendominasi, selalu juara umum, tapi sekarang prestasi kita menurun," kata pengamat Olahraga Budiarto Shambazy saat dihubungi Republika, Selasa siang, Ahad (16/6) siang.
Mengirimkan sekitar lima ratus atlet, Indonesia hanya meraih 47 medali emas, 61 medali perak dan 74 medali perunggu. Jangankan membandingkan dengan Thailand yang berada di puncak, khususnya dalam perolehan medali emas. Dengan Malaysia yang berada di posisi keempat pun Indonesia tertinggal jauh. Kontingen Malaysia berhasil meraih 62 medali emas.
Indonesia memperpanjang catatan tak pernah lagi menjadi juara kala SEA Games di gelar bukan di negri sendiri sejak 1993 atau 16 kali SEA Games terakhir di gelar. Sebab meski 1997 dan 2011 bisa jura, itu saat Indonesia menjadi tuan rumah.
Kata Budiarto, sudah seharusnya seluruh stakeholder melakukan evaluasi terhadap pencapaian SEA Games 2015. Terlebih kata dia, ini menjadi tolak ukur untuk SEA Games Malaysia 2015 dan Asian Games Hanoi-Jakarta 2018. "Yang paling penting evaluasi harus lebih serius jangan di lakukan hanya oleh kalangan olahragawan dan pemerintah saja, tapi ikut sertakan publik, jangan hanya KONI dan KOI, bisa juga melibatkan pakar disitu," tuturnya.
Selain itu tambah Budiarto pemerintah pun perlu menaikan dana pembinaan dan peningkatan sarana prasarana bagi atlet untuk berlatih. Ia juga berharap agar adanya reformasi birokrasi dalam dunia olah raga tanah air.
"Harus di benahi semua, bisa lihat SEA Games sekarang pun yang lebih banyak pengurusnya dari pada atletnya. Sebetulnya potensi kita luar biasa, tapi banyak kekeliruan mengembangkannya," tuturnya. C03