Sabtu 12 Mar 2016 18:05 WIB

Impian Atlet Anggar Muslim AS di Olimpiade Rio

Rep: Reja Irfa Widodo/ Red: Citra Listya Rini
Olimpiade 2016
Olimpiade 2016

REPUBLIKA.CO.ID, CALIFORNIA -- Ada impian tersendiri yang ingin dicapai atlet Anggar asal Amerika Serikat, Ibtihaj Muhammad, di gelaran Olimpiade Rio de Janiero 2016. Menurut perempuan berusia 30 tahun itu, mimpinya itu bahkan lebih besar ketimbang sekedar meraih medali emas di event olahraga terbesar di seluruh dunia tersebut.

Ibtihaj memang bakal tercatat sebagai atlet Amerika Serikat pertama yang mengenakan hijab saat membela negeri Paman Sam itu di event olahraga internasional. Namun, status itu tidak serta merta langsung membuat Ibtihaj merasa bangga. Ibtihaj masih merasa ada diskriminasi yang terjadi terhadap Muslim di Amerika, terutama terhadap perempuan muslim.

Terlebih, saat ini isu Islamophobia kian dilancarkan oleh salah satu kandidat bakal calon presiden dalam kampanye pemilihan Presiden Amerika Serikat. Inilah yang menjadi mimpi Ibtihaj pada gelaran Olimpiade Rio mendatang.

Sadar bakal menjadi sorotan lantaran penggunaan hijab dan sekaligus sebagai warga negara Amerika Serikat, Ibtihaj berharap, penampilannya di Olimpiade Rio de Janiero bisa merubah persepsi orang tentang perempuan muslim Amerika Serikat.

''Saya berharap untuk bisa merubah citra atau persepsi yang dimiliki orang-orang terhadap perempuan (muslim).'' ujar Ibtihaj seperti dikutip Reuters, Sabtu (12/3).

Ibtihaj berhak mewakili Amerika Serikat di cabang olahraga Anggar Olimpiade Rio de Janiero usai berhasil meraih medali perunggu dalam babak kualifikasi Olimpiade Rio di Athena, Yunani, bulan lalu. Selain itu, salah satu prestasi terbaik Ibtihaj adalah meraih medali emas dalam kejuaraan dunia Anggar di Rusia pada 2004 silam.

Lebih lanjut, Ibtihaj menjelaskan, impiannya untuk merubah persepsi tentang perempuan muslim ini tidak terlepas dari stigma negatif yang kerap diterima muslim di Amerika Serikat.

''Saya merasa seperti berhutang kepada orang-orang yang mau lantang berbicara (menolak stigma negatif). Saat saya mendenga ada orang berkata,'Kami akan mengirim kembali para muslim ke negara mereka', kemudian saya berkata.'saya adalah orang Amerika, lantas kemana saya akan pergi,'' ujarnya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement