REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Pelatih Djadjang Nurdjaman memutuskan mundur dari kursi pelatih Persib Bandung pascakekalahan timnya 2-1 dari tuan rumah Mitra Kukar. Djadjang mundur sebagai bentuk pertanggungjawaban tidak dapat mengangkat performa tim sejak awal musim sampai pekan ke 15 Liga 1. Persib masih terjerembab di peringkat 12 dengan nilai 20.
Djadjang mengatakan, ada beberapa faktor yang membuat dirinya gagal di Persib musim ini. Persoalan paling utama menurut pelatih 59 tahun itu adalah karena dirinya gagal menghadirkan sosok striker yang ideal buat Maung Bandung.
Musim ini, Persib berjalan dengan memiliki dua striker murni. Sergio van Dijk dan Carlton Cole. Van Dijk berulang kali terkapar cedera. Cole tidak kunjung memenuhi ekspektasi.
"Faktor mencolok dari kesalahan yang saya buat adalah saya tidak bisa menghadirkan sosok striker. Striker yang ideal untuk tim. Dua striker yang ada semua tak bisa dimainkan," kata Djadjang usai laga melawan Mitra Kukar di Stadion Aji Imbut Tenggarong, Sabtu (15/7), melalui keterangan pers yang diterima Republika.co.id.
Djadjang mengatakan, jika Persib memiliki striker sesuai kebutuhan tim, ia yakin Pangeran Biru tak akan berada pada situasi sulit seperti sekarang. Dalam beberapa pertandingan terakhir, Djadjang hanya dapat membawa satu striker yakni Shohei Matsunaga dan beberapa pemain muda yang belum terlalu berpengalaman. "Kalau saja ada striker (yang ideal sesuai kebutuhan tim), persoalan selesai," ujar Djadjang.
Djadjang tak mau melemparkan kesalahan kepada pihak manapun atas pencapaian kurang memuaskan Persib. Ia menyebut, performa buruk Persib murni tanggung jawabnya sebagai pelatih. Djadjang menyebut kesalahan di bursa transfer tidak membeli striker sesuai harapan juga termasuk tanggung jawabnya karena pelatih kepala kata dia juga terlibat selama Persib memburu pemain.
"Jangan sampai ada simpang siur, jangan limpahkan kesalahan kepada orang lain. Ini tanggung jawab saya sebagai pelatih," ujar Djadjang.