REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Penampilan dua ganda unggulan, Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan dan Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir, yang kian menurun dalam beberapa turnamen terakhir dievaluasi oleh PBSI.
Pasangan ganda putra Hendra/Ahsan yang sebelumnya sempat menduduki tahta peringkat satu dunia pada akhir 2013 serta menyabet gelar Juara Dunia pada 2013 dan 2015, belakangan tidak mampu mengeluarkan kemampuan terbaiknya. Unggulan yang saat ini menduduki peringkat dua dunia ini pun mesti tersandung lawan di babak awal.
Di turnamen Denmark Open Super Series Premier 2015 yang lalu, pasangan ini tersingkir di babak kedua oleh pasangan Cina Liu Cheng/Lu Kai. Padahal, peringkat mereka di atas kertas jauh di bawah Hendra/Ahsan.
Selanjutnya di China Open Super Series Premier 2015, Hendra/Ahsan juga tidak mampu melewati babak kedua setelah dihentikan pasangan non-unggulan asal Cina, Zhang Wen/Wang Yilv. Kepala Bidang Pembinaan dan Prestasi PP PBSI, Rexy Mainaky pun mengambil langkah awal dengan berdiskusi bersama kepala pelatih ganda putra PBSI, Herry Iman Pierngadi.
"Berdasarkan hasil pembicaraan saya dan Herry, tidak ada masalah dengan permainan Hendra/Ahsan. Hanya Ahsan memang cenderung jenuh. Inilah yang mau saya cari jalan keluarnya," kata Rexy, dalam rilis PBSI yang diterima Republika, Kamis (19/11).
Rexy mengatakan akan membantu untuk memperkuat kepercayaan diri atletnya tersebut. Termasuk, dengan mengadakan program tambahan yang membantu mereka mengatasi tekanan dan perubahan dari lawan.
Sementara itu, pasangan ganda campuran Owi/Butet, sapaan Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir, belum berhasil menyamai prestasi tahun lalu di ajang French Open Super Series 2014. Tahun ini, unggulan dua dunia ini harus mundur di babak pertama, setelah dikalahkan pasangan Jepang Keigo Sonoda/Naoko Fukuman.
Performa yang buruk juga terulang di turnamen China Open Super Series Premier 2015. Owi/Butet harus tersingkir di babak pertama, setelah dihantam wakil Jerman Michael Fuchs/Birgit Michels.