REPUBLIKA.CO.ID, KUDUS -- Peraih medali perunggu Olimpiade 2008, Maria Kristin Yulianti berbicara mengenai peluang para pemain muda Indonesia di sektor tunggal putri. Menurutnya masih banyak tugas yang harus dibenahi untuk mengejar ketertinggalan pemain putri Indonesia di tingkat dunia.
"Sebenarnya bukan teknik yang harus bagus banget. Tapi yang penting kecepatan, kekuatan dan daya tahan mereka. Jadi harus bermain cepat tapi juga harus tahan lama," kata Maria Kristin ditemui di sela-sela Audisi Umum Djarum Beasiswa Bulutangkis 2016, Sabtu (3/9).
Menurutnya sejumlah pemain muda tunggal putri memang ada yang sudah bisa bermain cepat, tapi sayangnya pemain tersebut belum bisa tahan lama dan masih terbatas kekuatannya jika diajak bermain rally oleh lawan. Saat ditanya siapa pemain potensial tersebut, Maria enggan menyebut namanya.
Minimnya prestasi di tunggal putri, ia akui karena pembinaan yang lambat di tahun-tahun sebelumnya. Bahkan saat ia masih bermain, pemain junior masih bisa dihitung jari. Namun saat ini, ia bangga karena pembinaan tunggal putri sudah dilakukan sejak dini.
"Kalau sekarang kan pembinaan pemain tunggal putri sudah jalan. Ya mudah-mudahan dalam beberapa tahun ke depan, kita bisa kembali bersaing di tingkat dunia," kata Maria yang sebelumnya menjadi pelatih pemain U-13 di PB Djarum ini
Ia juga melihat adanya perkembangan jika dilihat dari para peserta pemain putri di Audisi Umum Djarum. Sejumlah pemain putri juga sudah memiliki kecepatan dan arah pukulan yang sudah benar. Namun di usia mereka yang masih di bawah 15 tahun, para pemain muda masih panjang jalannya.
"Kalau mereka lolos (audisi), jangan pernah lupa tujuan mereka. Biasanya kalau sudah masuk, sebelum audisi memang berlatih mati-matian, tapi saat sudah masuk, mereka terlena dan lupa tujuan mereka karena semua sudah disediakan di sini. Jadi motivasi tidak kelihatan lagi," ujar pemain yang memutuskan 'gantung raket' di usia 26 tahun karena cedera lutut kanan ini.