Rabu 15 Feb 2017 18:11 WIB

Siapa Kim Jong-nam?

Rep: Lida Puspaningtyas/ Red: Ani Nursalikah
Kim Jong-nam (depan, kanan) duduk di samping ayahnya, pemimpin Korea Utara Kim Jong-il bersama keluarganya dalam foto yang diambil pada 1981.
Foto: Telegraph
Kim Jong-nam (depan, kanan) duduk di samping ayahnya, pemimpin Korea Utara Kim Jong-il bersama keluarganya dalam foto yang diambil pada 1981.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kim Jong-nam pernah jadi salah satu tokoh kuat di dinasti komunis Korea Utara. Namun karena satu kesalahan, ia jatuh dan terpaksa diasingkan. Ini terjadi sebelum ayahnya, Kim Jong-il meninggal pada 2011.

Kim Jong-nam menghabiskan hidupnya dalam pengasingan dan persembunyian. Ia menghindari saudara seayahnya, Kim Jong-un yang masih menganggapnya ancaman.

Dilansir dari Telegraph, Rabu (15/2), Jong-nam lahir di Pyongyang pada Mei 1971 sebagai putra tertua Jong-il. Namun ia disembunyikan sang ayah dari kakeknya, Kim Il-sung. Il-sung tidak merestui hubungan putranya itu dengan ibu Jong-nam yang seorang aktris kelahiran Korea Selatan.

Jong-nam menjadi mahasiswa Universitas Kim Il-sung dan mengabdi di militer Korut. Pada 1998, ia dipilih menempati posisi senior di Kementerian Keamanan Publik. Ia seperti tumbuh untuk menggantikan sang ayah.

Baca: 'Pembunuhan Saudara Kim Jong-un Bukti Kebrutalan Rezim Korut'

Jong-nam juga bertugas mengembangkan teknologi informasi Korut dan menemani sang ayah ke Shanghai pada Januari 2001. Mereka membawa misi berdiskusi dalam sektor teknologi informasi.

Tapi beberapa bulan kemudian, Jong-nam ditangkap di Bandara Internasional Narita, Tokyo. Ia bersama dua perempuan dan seorang anak laki-laki berusia empat tahun yang diidentifikasi sebagai putranya.

Jong-nam saat itu menggunakan paspor Republik Dominika dan memiliki nama alias Cina, Pang Xiong. Ia ditahan selama tiga hari. Selama interogasi, ia mengaku ingin mengunjungi Disneyland Tokyo.

Sebuah buku berjudul Under the Loving Care of the Fatherly Leader menyebut Jong-nam sering mengunjungi Jepang. Ia juga sering menyambangi sejumlah pemandian air panas di distrik Yoshiwara, Tokyo.

Baca: Sebelum Tewas Kim Jong-nam Sebut Diserang Semprotan Kimia

Jong-il yang malu dengan kelakuan putranya itu akhirnya memilih mengasingkannya di Makau. Dalam wawancara singkat, Jong-nam mengklaim tidak punya rencana dan tidak tertarik menggantikan sang ayah.

Posisi itu kemudian dialihkan pada Jong-un. Menurut kabar, Jong-un yang mewarisi kekuasaan Jong-il setelah kematiannya pada Desember 2011 masih menganggap kakak seayahnya itu sebagai ancaman.

Saudara seayah Kim Jong-nam, Kim Jong-un yang kini menjadi pemimpin Korea Utara. KCNA

Dalam sebuah buku, Jong-nam pernah mengatakan ia berharap rezim Jong-un runtuh. Adiknya itu dirasa terlalu muda dan tidak berpengalaman. Dalam wawancara lain, ia menyatakan tidak sepakat dengan sistem warisan kekuasaan.

Jong-nam diketahui meninggalkan Makau pada 2012 setelah mengkhawatirkan keselamatannya. Ia kemudian menghabiskan waktu di Singapura. Pada Januari 2014, ia dideteksi berada di Malaysia setelah saudaranya memerintahkan eksekusi paman mereka, Jang Song-thaek.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement