Jumat 17 Feb 2017 13:35 WIB

RNI Gandeng Bulog untuk Pasarkan Gula dan Karung Plastik

Rep: Frederikus Bata/ Red: Nidia Zuraya
Gula pasir.
Foto: dok. Republika
Gula pasir.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dalam rangka meningkatkan kapasitas bisnis di sektor industri kemasan karung plastik dan distribusi gula, PT Rajawali Nusantara Indonesia (RNI) (Persero) menjalin sinergi dengan Perum Bulog melalui penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) mengenai kerjasama sinergi bisnis. Penandatanganan dilakukan oleh Direktur Utama PT RNI B. Didik Prasetyo dan Direktur Utama Perum Bulog Djarot Kusumayakti, pada Kamis (16/2) di Gedung Bulog, Jakarta.

Dalam sambutannya, Didik mengatakan, sinergi BUMN ini diharapkan mampu memberikan nilai tambah pada aktivitas bisnis PT RNI dan Perum Bulog. Total nilai kerja sama yang akan dijalankan antara kedua BUMN berbasis pangan ini sebesar Rp 300 miliar, mencakup bidang industri kemasan dan gula.

Kerja sama saling menguntungkan antara PT RNI dan Bulog sebetulnya telah terjalin sejak lama, salah satunya melalui Anak Perusahaan PT RNI, PT Rajawali Citramass yang bergerak dalam bidang industri karung plastik.  “Dengan adanya MoU ini diharapkan skala kerja sama antara RNI dan Bulog akan semakin besar, tidak hanya dalam aktivitas pengadaan karung plastik untuk produk-broduk Bulog, tetapi juga dalam investasi peningkatan kapasitas pabrik atau pembukaan pabrik baru,” ujar Didik lewat siaran pers, Jumat (17/2).

PT Rajawali Citramass telah menjadi supplier karung plastik Bulog sejak 1993. Saat ini, sekitar 30 persen  total produksi karung plastik PT Rajawali Citramass diserap oleh Bulog.  Selain dengan Bulog, PT Rajawali Citramass juga memasok kebutuhan karung plastik BUMN lain, seperti PT Pupuk Indonesia Holding Company (Persero), PT Perkebunan Nusantara XI dan XII.

Dengan kapasitas produksi yang berada di angka 60 juta lembar karung plastik per tahun, perusahaan yang terletak di Mojokerto, Jawa Timur ini tengah berupaya meningkatkan kapasitas produksinya guna memenuhi permintaan pasar yang semakin besar. Pada 2014, rata-rata konsumsi karung plastik sekitar 225 ribu ton, di mana 1 ton terdiri dari kurang lebih 32 ribu lembar karung plastik.

“Skema kerjasama bisa berbentuk investasi peningkatan kapasitas pabrik atau pembentukan join venture pendirian industri kemasan. RNI punya pengalam dalam industri kemasan dan Bulog punya komoditas, hal tersebut yang membuat kerjasama ini strategis,” ujar Didik memaparkan.

Didik mengatakan, selain industri kemasan, kerjasama juga akan diarahkan pada sektor pangan. Sebagai BUMN dengan bisnis utama industri gula, RNI siap memasok kebutuhan gula Bulog.

Saat ini Bulog tengah menjalankan program Rumah Pangan Kita dan Bantuan Pangan Non Tunai. Keduan program tersebut erat kaitannya dengan suplai kebutuhan pokok seperti gula. Program Rumah Pangan Kita (RPK) bertujuan untuk memasok kebutuhan pangan kepada masyarakat dengan harga terjangkau. Warga yang menjadi agen RPK akan mendapat suplai kebutuhan pangan di antaranya gula.

Program Bantuan Pangan Non Tunai juga bertujuan membantu pemenuhan kebutuhan pokok masyarakat. Melalui program itu keluarga kurang sejahtera (KKS) akan mendapat bantuan beras dan gula. Dirut Perum Bulog Djarot Kusumayakti berharap dengan MoU ini seluruh proses dalam mewujudkan ketersediaan pangan dari hulu hingga hilir dapat berjalan semakin baik, sehingga mampu mendukung program pemerintah dalam upaya mewujudkan kedaulatan pangan.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement