REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi mengakui pekerjaan rumah (PR) yang masih belum terselesaikan pada satu tahun kepemimpinannya, terutama persoalan rob dan banjir.
"Berkaitan banjir ini, tercatat pada dua hari lalu ada tujuh titik yang kebanjiran. Hal ini tentu membuat kami merasa prihatin," kata Hendi, sapaan akrab Hendrar Prihadi di Semarang, Jumat (17/2).
Hal tersebut diungkapkannya usai Peringatan Satu Tahun Kepemimpinan Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi dan Wakil Wali Kota Semarang Hevearita Gunaryanti yang berlangsung di balai kota setempat. Meski demikian, ia meminta masyarakat tidak perlu cemas karena sudah dimulai pelelangan untuk proyek peninggian di Sungai Tenggang dan Sungai Beringin yang diprediksi rampung dalam dua tahun.
"Tanggul laut untuk penopang juga sedang dalam proses. Paling cepat, akhir 2018 persoalan rob dan banjir di wilayah timur Semarang bisa diatasi," katanya.
Untuk warga korban banjir, Hendi juga mengajak jajaran Pemerintah Kota Semarang bersama kalangan pengusaha untuk gotong royong membantu sehingga terkumpul dana yang dibelanjakan sembako dengan nilai Rp70 juta. Namun, kata dia, masih tersedia dana senilai Rp100 juta hasil dari gotong royong itu yang nantinya akan disalurkan untuk membantu meringankan beban warga yang kebanjiran.
Menurut dia, ada beberapa program selama satu tahun ini yang cukup berhasil, seperti layanan Lapor Hendi, baik lewat SMS maupun media sosial yang menjadi inspirasi atau dorongan untuk terus melakukan membenahi Kota Semarang. "Dari evaluasi kami selama dua minggu terakhir, ada tiga hal yang terbanyak dikomplain masyarakat, yakni jalur searah, jalan berlubang, serta rob dan banjir. Saya kumpulkan kawan-kawan untuk mencari solusi segera," katanya.