Jumat 17 Feb 2017 23:00 WIB

Gula Impor ke Lampung Naik 130 Persen

Rep: Mursalin Yasland/ Red: Teguh Firmansyah
Gula impor
Foto: Antara
Gula impor

REPUBLIKA.CO.ID, BANDAR LAMPUNG – Badan Pusat Statistik (BPS) Lampung mencatat terjadi kenaikan impor gula dan kembang gula ke Provinsi Lampung pada Januari 2017. Dari lima komoditas impor ke Lampung, gula dan kembang gula mengalami kenaikan yang signifikan mencapai 130,68 persen.

Kepala BPS Lampung, Yeane Irmaningrum mengatakan, kenaikan impor terjadi pada empat golongan barang utama diantaranya gula dan kembang gula naik 130,68 persen, biji-bijian berminyak naik 151,35 persen, mesin-mesin/pesawat mekanik naik 7,79 persen dan ampas/sisa industri makanan naik sebesar 10,23 persen.

“Sedangkan satu golongan barang utama yang mengalami penurunan yaitu binatang hidup turun sebesar 83,51 persen,” katanya, Jumat (17/2).

Ia mengatakan nilai impor Provinsi Lampung pada Januari 2017 mencapai 236,04 juta dolar Amerika Serikat (AS), mengalami kenaikan sebesar 70,32 juta dolar AS atau naik 42,44 persen dibanding Desember 2016 yang tercatat 165,72 juta dolar AS.

Nilai impor Januari 2017 tersebut lebih tinggi 82,50 juta dolar AS atau naik 53,71 persen jika dibanding Januari 2016 yang tercatat 153,56 juta dolar AS.

BPS mencatat kontribusi lima golongan barang utama terhadap total impor Provinsi Lampung pada Januari 2017 mencapai 33,46 persen. Di antaranya, gula dan kembang gula 17,42 persen, biji-bijian berminyak 5,10 persen, mesin-mesin pesawat mekanik 4,81 persen, ampas/sisa industri makanan  3,87 persen dan binatang hidup 2,25 persen. Sedangkan andil impor migas terhadap total impor yaitu sebesar 58,35 persen.

Sedangkan negara pemasok barang impor ke Lampung pada Januari 2017 menurut kelompok negara utama berasal dari Uni Emirat Arab sebesar 64,47 juta dolar AS, Qatar 42,86 juta dolar AS, Cina 16,13 juta dolar AS, Amerika Serikat 15,57 juta dolar AS, Argentina 6,58 juta dolar AS, Australia 5,91 juta dolar.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement