REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menjelang putaran kedua Pilgub DKI Jakarta, tim pemenangan Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) dan Djarot Saiful Hidayat memetakan calon pemberi suara tambahan. Jubir tim pasangan calon gubernur DKI Jakarta pejawat, Raja Juli Antoni, mengatakan suara pendukung Agus Harimurti Yudhoyono dan Sylviana Murni sangat mungkin untuk digaet. Keyakinan itu muncul setelah dia memetakan profil pendukung kandidat yang meraih posisi buncit di putaran pertama pilgub.
Pendukung Agus-Sylvi dikategorikan sebagai pemilih rasional. Mereka juga dianggap pemilih yang nasionalis. "Mereka itu juga mungkin kelompok Islam moderat juga tidak suka isu politisasi agama," kata Toni sapaan akrab Raja Juli Antoni saat dihubungi Republika.co.id, Jumat (17/2).
Toni mengatakan kebanyakan kelompok Islam yang disebutnya konservatif, semuanya sudah menyatakan dukungannya kepada Anies Baswedan-Sandiaga Uno. Ia menjelaskan basis masyarakat kategori tersebut termasuk FPI, PKS, dan HTI. "Semua sudah memilih Anies-Sandi."
Sementara itu, Toni menilai 17 persen suara pendukung Agus-Sylvi di Pilgub DKI berasal dari kelompok Islam moderat dan kelompok nasionalis gaya Susilo Bambang Yudhoyono. Kelompok itulah yang ia sasar sebagai calon pemberi suara bagi Ahok-Djarot. "Pilihan mereka tidak terpengaruh oleh sikap dari partai," kata Toni.
Akan tetapi, Toni tak menampik komunikasi politik tetap dilakukan oleh kubu Ahok-Djarot. Sebelumnya, pada Rabu (15/2) malam, Agus dan Sylvi lebih dahulu menghubungi Ahok untuk mengucapkan selamat. "Itu kan satu hal yang baik dalam tradisi demokrasi. Kemudian, Pak Ahok juga ucapkan terima kasih. Sekaligus, Pak Ahok tawarkan kapan-kapan bisa bertemu. Nah, ini jadi cikal bakal komunikasi politik itu," jelasnya.
Lebih dari pada itu, Toni mengatakan akan ada tim yang akan bergerak untuk berkomunikasi dengan PPP, PKB dan PAN. "Dan, Demokrat juga tentu. Jadi semua partai juga akan kami temui. Kalau bisa ketemu ya kami ketemu. Semua kemungkinan itu akan kami lakukan. Pada akhirnya, pilihan itu nantinya sifatnya personal yang terkadang atau sering tidak terkait dengan isu elite partai," ungkapnya.