Senin 20 Feb 2017 13:43 WIB

Pengalaman Ridwan Kamil Jadi Korban Hoax

Wali Kota Bandung Ridwan Kamil.
Foto: Republika/Raisan Al Farisi
Wali Kota Bandung Ridwan Kamil.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Wali Kota Bandung Ridwan Kamil mengaku punya pengalaman menjadi korban berita bohong atau hoax. Setidaknya sudah lebih dari enam kali ia mengalaminya.

Buntutnya,  ia pun terpaksa harus mengklarifikasi kepada masyarakat yang memercayai informasi tersebut. "Saya lebih dari enam kali jadi korban. Dari berita bohong, broadcast (pesan berantai) bohong, foto-foto saya dikasih tulisan-tulisan yang aneh oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab," kata pria yang akrab disapa Kang Emil di Pendopo Kota Bandung, Senin (20/2).

Emil menuturkan, dampak dari penyebaran berita bohong ini akan memecah belah masyarakat yang berbeda menerima informasi. Baik sebagai korban dari media bohong maupun korban dari yang mengonsumsinya sendiri.

"Bayangkan individu-individu lain yang tidak punya Medsos (media sosial) lengkap. Bagaimana mengkonternya (menepisnya). Ada yang jadi korbannya, dan ada korban yang mengonsumsi,"ujarnya.

Untuk itu, dengan adanya deklarasi Bandung Hantam Hoax, ia ingin mengajak masyarakat khususnya warga Bandung untuk pintar mencari kebenaran informasi dari berbagai sumber media yang terpercaya.

"Makanya di Bandung kita akan kampanye ke sekolah-sekolah masyarakat umum, ormas, LSM, agar semangat melawan dan menghantam hoax. Salah satu caranya masyarajak harus dewasa, masyarakat harus pandai memiliah mana info yg benar mana yang tidak," kata dia.

Ia pun memberi saran kepada masyarakat agar terhindar dari mengonsumsi berita bohong diantaranya dengan melakukan cek dan ricek terkait kebenaran informasi, kemudian melihat sumber berita terpercaya, dan jangan menyebarkan berita jika dinilai janggal.

"Dengan kunci tadi, minimal di Kota Bandung berita hoax akan kita kikis habis. Dan dengan semangat dari masyarakat, Pemkot Bandung dan didukung media terpercaya," kata dia.

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement