REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Wali Kota Bandung, Ridwan Kamil, menilai arus infomasi yang deras saat ini menjadi masalah. Sebelum era digital, kata dia, dulu informasi minimal hanya berasal dari koran dan TV. Sekarang, di dunia digital informasi bisa diproduksi oleh semua orang.
Namun, jika tak mengandung kebenaran itu masalah besar karena banyak yang akan menjadi korban berita bohong. "Saya, korban hoax enam kali. Salah satunya, foto saya dipakai berita bohong," ujar Ridwan Kamil yang akrab Emil, Senin (20/2).
Menurut Emil, ia lelah untuk mengklarifikasi berita bohong tersebut. Untuk kepala daerah yang memiliki media sosial, memang ia tak memiliki kendala untuk klarifikasi. Tapi, ia tak membayangkan kalau ada kepala daerah yang tak memiliki media sosial seperti dirinya untuk mengklarifikasi berita hoax.
"Saya akan kampanye ke sekolah-sekolah ke masyarakat, ormas selama setahun ini agar semangat melawan hoax," katanya.
Emil mengatakan, masyarakat harus dewasa dan memilah informasi, mengecek ke sumber online tepercaya, cek and ricek atau tabayun. "Dengan gencar kampanye, minimal di Kota Bandung hoax akan dikikis habis," katanya. Emil berharap, deklarasi hoax di Bandung ini, bisa dideklarasikan ke seluruh Indonesia bahkan dunia. Jadi, akan seperti dasa sila Bandung untuk dunia.
Khusus untuk kepala daerah yang tak punya medsos, kata dia, ada Humas yang tak boleh gaptek (gagap teknologi). Jadi, harus bisa membantah medosos dan mengklarifikasi secepatnya. "Kalau saya, megang sendiri medsos jadi bisa cepat menangkal hoax. Saya mengimbau, humas-humas di pemerintah daerah untuk gerakan hantam hoax ini," katanya.